Jatim Dominasi Kota/Kabupaten Predikat 10 Terbaik Digital Government Award SPBE Summit 2024

Jatim Dominasi Kota/Kabupaten Predikat 10 Terbaik Digital Government Award SPBE Summit 2024

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pj Gubernur Adhy Karyono mengapresiasi 10 pemerintah Kabupaten/Kota di jatim yang mendominasi predikat 10 besar pada Digital Government Award Summit 2024.

10 kab/kota tersebut di antaranya Kota , Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Malang, dan Kabupaten Tuban. Selanjutnya, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Madiun, Kabupaten Gresik, Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek.

Tak hanya itu, 3 dari 10 Kabupaten dan Kota meraih peringkat satu Digital Government Award Summit 2024 dari Presiden Joko Widodo.

Kota meraih kategori indeks tertinggi lalu Kabupaten Tuban dengan peningkatan indeks tersignifikan dan Kabupaten Banyuwangi dengan indeks tertinggi.

"Alhamdulillah, tiga perwakilan Jatim mendapatkan penghargaan langsung dari Presiden . Kami sampaikan selamat, penghargaan ini sebagai wujud berbasis digital yang responsif dan akuntabel dari pemerintah untuk masyarakat," ujar Adhy Karyono, Selasa (28/5/2024).

Selain itu, juga terus berupaya memberikan yang cepat dan efisien berbasis digital. 

Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya indeks dari 3,30 di tahun 2022 menjadi 3,62 pada tahun 2023. 

Indeks tersebut masuk dalam predikat sangat baik, dari sebelumnya di predikat baik.

Lebih lanjut disampaikannya, bersama Pemkot dan Pemkab Banyuwangi menjadi piloting Pelaksanaan Kebijakan Evaluasi Belanja dan Konsolidasi Layanan Digital di .

Ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 500.8.5/2887/Bangda tanggal 29 April 2024. Selain itu juga menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 000.9.3.2/92/SJ Tanggal 5 Januari 2024 tentang Peran Pemerintah Daerah Dalam Percepatan Transformasi Digital dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional, dan menindaklanjuti hasil Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo () pada tanggal 25 Januari 2024 lalu.

" berperan dalam pembinaan operator di Kabupaten/Kota, sosialisasi ke Kabupaten/Kota, Bimtek dan pelatihan bagi OPD Pemprov dan Kabupaten/Kota dengan narasumber dari Kemenpan RB serta melakukan koordinasi dan penyelarasan strategis untuk Kabupaten/Kota," jelasnya.

Lebih lanjut, seiring dengan pengembangan INA digital, Adhy berpesan juga ingin agar seluruh ASN di bisa melakukan Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi untuk menciptakan aplikasi serupa. 

Namun bukan menciptakan aplikasi baru. Melainkan, mengedepankan keberlanjutan dan terintegrasinya sistem dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya yang telah ada di Jatim.

"Kami melakukan moratorium aplikasi baru, hanya peningkatan atau pengembagan dari aplikasi yg sudah ada. Jadi bukan lomba membuat aplikasi baru. Tapi integrasi aplikasi yang ada supaya dimaksimalkan. Ini akan membuat masyarakat lebih mudah untuk menjangkau layanan kita," tegasnya.

Adhy menambahkan pentingnya penyiapan SDM yang menjadi hal penting untuk menyukseskan

Ia pun mengajak seluruh stakeholder utamanya di bidang pengembangan SDM agar bisa membuka peluang kerja sama.

"Kita terus bekerjasama dengan stakeholder yang betul-betul mampu bekerja di dalam pengembangan di pemerintah. Digital itu sangat berdampak bagi pembangunan dan ini membawa keberhasilan bagi ," pungkasnya.

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, diluncurkannya aplikasi INA digital di lingkup birokrasi akan mempercepat dan memudahkan sistem pelayanan kepada masyarakat.

"Dengan mengucap Bismillah dan untuk meningkatkan daya saing Indonesia, satu portal terintegrasi yang dinamakan INA digital saya resmikan," kata .

"Hadirnya birokrasi untuk melayani masyarakat bukan mempersulit bahkan memperlambat karena, yang menjadi tolak ukur masyarakat adalah kepuasaan dan kemudahan ," tambahnya.

Peluncuran aplikasi INA digital ini, kata Presiden , bakal memangkas seluruh aplikasi maupun platform yang telah dibuat oleh berbagai kementerian dan Pemerintah di daerah.

Selain itu, munculnya satu data bernama INA memangkas anggaran yang bernilai ekonomis. Dari sisi ekonomi, mengatakan, negara mengeluarkan uang senilai Rp 6,2 triliun untuk membuat aplikasi atau platform baru.

"Satu kementerian ada lebih 500 aplikasi. Kemenkes saja ada 400 aplikasi. Bayangkan jumlah yang banyak. Belum kalau ganti pimpinan, ganti aplikasi. Orientasinya selalu proyek. Itu tidak boleh diteruskan lagi," tegas Presiden .

"Semua aplikasi berdiri sendiri. Install dan isi data lagi. Ribet. Ini yang kita stop," tandasnya. (dev/van)

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO