Ini Daftar Pejabat Tak Hafal Pancasila dan 40 % Mahasiswa Jabar Tak Hafal Pancasila

Ini Daftar Pejabat Tak Hafal Pancasila dan 40 % Mahasiswa Jabar Tak Hafal Pancasila Foto: fkip.umsu.ac.id

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Tanggal 1 Juni merupakan hari keramat, baik secara nasional maupun internasional. Secara nasional tanggal 1 Juni, di Indonesia, diperingati sebagai Hari Lahir .

Sedangkan secara internasional, 1 Juni diperingati sebagai Hari Orang Tua se-Dunia, Hari Susu se-Dunia, Hari Kesadaran Terumbu Karang se-Dunia dan di Amerika Serikat diperingati sebagai Hari Anak.

Baiklah kita fokus pada 1 Juni secara nasional. Yaitu Hari Lahir . Diakui atau tidak, kini tanggal I Juni sudah tak semarak dulu lagi. Bahkan sejak era reformasi, terutama selama pemerintahan Jokowi, nyaris tak terdengar.

Ini mungkin penilaian lebay. Tapi fakta yang terjadi dalam masyarakat kita menunjukkan semakin banyak orang tak hafal . Bahkan pejabat sekalipun. 

Di bawah ini daftar pejabat publik yang tidak hafal di depan umum, disarikan dari berbagai sumber.

1. Ketua DPRD Lumajang, Anang Akhmad Syaifuddin

Masih ingat peristiwa Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Jawa Timur Anang Akhmad Syaifuddin? Tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lumjang itu salah melafalkan sila keempat di depan mahasiswa yang tengah berunjuk rasa di kantor DPRD Lumajang pada Rabu 7 September 2022.

Untungnya Anang masih punya rasa malu dan punya integritas. Seperti dilansir Tempo, Anang langsung mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD Lumajang. Keputusan mundur tersebut diambil demi menjaga marwah DPRD.

"Saya dengan hati yang sangat menyesal mengundurkan diri dari Ketua DPRD Lumajang. Ini untuk menjaga marwah DPRD Lumajang," tegas Anang dalam sidang paripurna, Senin, 12 September 2022.

2. Gubernur Riau, Wan Abubakar

Pejabat publik yang tidak hafal tidak hanya menimpa Anang. Dalam upacara peringatan Hari Pahlawan 2008, Gubernur Riau Wan Abubakar lupa membacakan sila kelima dari teks . Para peserta upacara pun serentak tidak mengucapkan sila kelima yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Kepada wartawan, Wan Abu Bakar mengaku khilaf tidak membaca sila kelima .

3. Bupati Magetan Sumantri

Menurut catatan Tempo, insiden memalukan lantaran tidak hafal juga dialami Bupati Magetan, Sumantri. Itu terjadi saat upacara peringatan Hari Amal Bhakti ke-67 Kemenag, Kamis, 3 Januari 2012.

Sumantri salah mengucap bunyi butir sila kedua . Sontak para peserta upacara menertawakannya.

4. Ketua DPRD Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Hendra Wahyudi

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @omg.indonesia.id, Hendra Wahyudi, Ketua DPRD Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, gagal melafalkan sila-sila . Hendra salah mengucap sila keempat . Hendra pun langsung disoraki para pendemo.

Insiden ini terjadi saat mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak Omnibus Law di depan gedung DPRD Paser.

4. Bripka Rubangi

Seperti diberitakan detik.com, Bripka Rubangi menjadi soroton publik. Potongan video polisi tersebut yang tidak hafal viral di media sosial.

Dikutip detikJabar dari detikJateng, Minggu (22/10/2023), Bripka Rubangi bertugas di Cilacap sebagai personel Bhabinkamtibmas. Dalam video yang beredar, Rubangi salah mengucapkan urutan .

"Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Persatuan Indonesia," ujar Rubangi yang kemudian disoraki hadirin sebagaimana terlihat di video tersebut.

Sadar ucapannya salah, Rubangi mengulangi lagi. Dia pun lancar melafalkan isi sila pertama dan kedua.

Namun ketika Rubangi membacakan sila ketiga terdengar keliru.

"Tiga, persatuan Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan..., empat, empat, empat," ucap Rubangi yang kemudian melanjutkan mengucapkan sila keempat dan kelima.

Polda Jateng menjelaskan bahwa polisi yang ada di video tersebut merupakan Bripka Rubangi, personel Bhabinkamtibmas Polsek Kawunganten Polresta Cilacap. Lokasi video viral itu di Cilacap.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Satake Bayu menegaskan bahwa Bripka Rubangi sudah menjalani sidang disiplin. Buntut kejadian tidak hafal , Bripka Rubangi dicopot dari jabatannya sebagai Bhabinkamtibmas.

"Tidak lagi jadi Bhabhinkamtibmas," kata Satake.

5. 40 % Mahasiswa Tak Hafal

Informasi lain yang cukup memilukan adalah temuan tentang 40 % mahasiswa di Jawa Barat tak hafal . Temuan itu dilontarkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat, Eni Sumarni. Menurut dia, sebanyak 40 persen mahasiswa tidak hafal .

"Hasil penelitian kami dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat menyebutkan sebanyak 40 persen mahasiswa tidak hafal ," ujar Eni dalam sosialisasi bidang keagamaan Kowani di Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Dilansir infopublik.id, penyebab utama dari kondisi tersebut, adalah lemahnya sosialisasi empat konsensus dasar seluruh rakyat Indonesia hingga ke tingkat RT/RW. Keempat konsensus tersebut adalah , UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

"Kami sangat prihatin, karena hal tersebut menyebabkan rasa nasionalisme generasi muda menjadi berkurang. Contohnya, sekarang ada artis yang melecehkan ," katanya.

Menurut Eni, seharusnya keempat konsensus tersebut dapat menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (dari berbagai sumber)

Ketua DPP Kowani Masyitoh Chusnan juga menyayangkan banyaknya anak-anak yang tidak hafal . Menurut Masyitoh, hal itu terjadi karena pelajaran mengenai itu jauh berkurang dibandingkan zaman Orde Baru.

"Ini perhatian bagi para pendidik dan pemerintah, karena bagaimana pun merupakan ideologi negara. Kalau sampai generasi muda tidak hafal ideologi negara, maka ini adalah ancaman bagi negara," tegasnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO