Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker

Pascaterpilih Anggota DPD RI, Ning Lia Bolak-Balik Jadi Sasaran Hacker Dr. Lia Istifhama, Anggota DPD RI Dapil Jawa Timur terpilih periode 2024 - 2029. Foto: Ist.

"Semua mereka ubah tanpa ada history di email. Karena kebetulan melalui layar perangkat HP, saya masih bisa membaca email tapi hanya mode membaca. Tidak bisa menulis apapun karena terkunci," katanya.

"Bahkan sampai saat ini, di HP saya beberapa kali muncul notifikasi perubahan sandi semenjak akun tersebut dikuasai hacker. Tapi saya hanya membaca notifikasi tanpa bisa melakukan apapun," tandasnya.

Lia menjelaskan, sebelumnya, beberapa hari memang sempat ada upaya pembobolan yang dialami akun Google miliknya yang lain dan juga akun Google milik suami. Instagram pun sempat mengalami upaya pembobolan.

"Tapi semenjak akun Google utama berhasil diretas, upaya pembobolan ke semua akses digital lainnya tidak lagi dilakukan," terangnya.

Lia menerangkan dirinya tidak tinggal diam menyikapi apa yang dialami. Ia sudah mengirimkan email ke support-id@google.com dan Email receptions_id@google.com. Bahkan ia sudah berkunjung ke kantor resmi Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place, Jakarta, pada Senin (24/6/2024) lalu.

"Langsung setelah kejadian terkena retas, saya mengirimkan pesan ke support-id@google.com. Namun tidak ada respons memuaskan dan terbukti akun google masih dalam kuasa hacker," tutur Lia.

Lia pun sudah ke kantor resmi Google dan sudah bertemu dengan pihak sekuritas. Namun ia hanya mendapat penjelasan bahwa Google Indonesia hanya menghandle pemasaran, sedangkan terkait legal maupun cyber crime, disarankan mengirimkan pesan ke receptions_id@google.com yang berpusat di Singapura.

Setelah melakukan beragam upaya namun belum menemukan solusi itulah, maka politisi yang dikenal dengan tagline peran cantik itu, menyampaikan ke media agar menjadi pesan publik bahwa keamanan digital sangat lemah.

Terbukti meskipun sudah menggunakan sandi yang tergolong kuat, menerapkan autentikasi dua faktor, hingga menyertakan akun pemulihan maupun nomer telepon, akun miliknya tetap dapat diretas.

"Semua itu tidak berfungsi dan sangat mudah dibobol. Parahnya, kita sebagai pengguna Google pun tidak bisa berbuat banyak. Padahal itu one stop information," cetus Doktoral UINSA Surabaya ini.

"Kebetulan akun Google saya menyatu sebagai akses google foto dan drive yang mana saya sudah langganan dua terabyte (TB) per tahun. Tapi ternyata semua data pribadi dengan mudah dikuasai hacker sampai sekarang," pungkas Lia. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tak Terima Motor Anaknya Ditilang, Pria ini Mengejar Polantas dengan Membawa Celurit dan Parang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO