PAMEKASAN,BANGSAONLINE.com - Universitas Kristen Petra Surabaya mendapat proyek hibah Kemdikbudristekdikti yakni mengolah limbah kotoran ternak sapi menjadi sumber energi dan pupuk di kawasan Taneyan Lanjhang, Dusun Buddagan I, Desa Larangan Luar, Kabupaten Pamekasan.
Hibah program pengabdian masyarakat ini diperoleh dari hasil seleksi seluruh perguruan tinggi se-Indonesia.
Baca Juga: Gelar Wisuda ke-V, Ketua STISA Pamekasan Apresiasi Perjuangan Wisudawan
Kegiatan ini menjadi rutinitas baru bagi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak yang mana menciptakan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dusun Buddagan I terletak di daerah perbukitan merupakan desa heritage yang telah ditetapkan menjadi desa wisata. Masyarakat setempat umumnya mengandalkan pertanian, menanam jagung, ketela pohon, dan tembakau. Selain itu, mereka juga aktif dalam membesarkan sapi, yang dianggap sebagai investasi bernilai tinggi.
Namun, masalah muncul akibat pengelolaan kotoran sapi yang tidak memadai, menyebabkan bau tidak sedap dan mengundang lalat.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Damkar Pamekasan Tangani 174 Kebakaran dan 13 Animal Rescue
Hal ini karena letak kandang sapi betempat satu area dengan dapur rumah warga yang menjadi sumber masalah kebersihan dan kesehatan yang serius.
Inovasi yang dilakukan dalam kegiatan ini salah satunya pengebangan biogas dengan model fixed dome yang diklaim lebih awet dan tahan lama dibanding model dome yang lainnya.
Tim yang terdiri dari Willyanto Anggono, Lintu Tulistyantoro, dan Ivan Christian Hernando, mulai melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada warga Taneyan Lanjhang mengenai pentingnya pengelolaan limbah kotoran sapi.
Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Bela Negara ke-76, Pj Bupati Pamekasan: Momentum Perkuat Kesatuan Bangsa
“Melalui teknologi biogas, limbah kotoran sapi dapat diolah menjadi gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pada kayu bakar,” ungkap Willyanto, Sabtu (26/10/24) malam.
Selain untuk mengatasi masalah lingkungan, pengolahan limbah kotoran sapi juga untuk menciptakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
"Proses konversi limbah dilakukan dalam biodigester, kotoran ternak diuraikan secara anaerobikmenghasilkan gas metana. Selain gas, hasil sisa dari proses ini adalah slurry, yaitu campuran padat cair yang tidak berbau dan tidak mengundang serangga. Slurry ini menjadi pupuk organik yang kaya akan nutrisi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan 10 Kios di RSUD Smart Pamekasan, Pasien Sempat Panik
Setelah memahami proses tersebut, masyarakat Dusun Buddagan I pun bersemangat untuk menerapkan teknologi ini. Mereka mulai mengumpulkan kotoran sapi, membangun biodigester sederhana, dan mengolahnya menjadi biogas.
Kegiatan juga melibatkan kelompok tani di desa yang berinisiatif untuk memanfaatkan slurry sebagai pupuk sayuran. Mereka mulai menggunakan slurry sebagai pupuk tanaman.
“Kami tidak perlu lagi membeli gas dari luar, dan mencari kayu. Sayuran yang kami tanam sendiri juga lebih segar dan sehat,” kata salah satu anggota kelompok tani, Bapak Adi.
Baca Juga: Lima Orang Sekeluarga Tewas dalam Sumur di Pamekasan
Program ini tidak hanya fokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga mencakup upaya mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat.
Sebagai bagian dari evaluasi dan pengembangan program, tim dari Universitas Kristen Petra berencana melakukan kunjungan rutin ke Dusun Buddagan I.
Dengan adanya dukungan berkelanjutan, Dusun Buddagan I diharapkan dapat menjadi model penerapan teknologi biogas yang sukses dan berkelanjutan di wilayah perdesaan.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Didampingi Ketua KPU RI Tinjau Kesiapan Pilkada 2024 di Pamekasan
Rektor Universitas Kristen Petra Surabaya Djwantoro Hardjito, hadir langsung menyerahkan proyek teknologi biogas kepada warga Taneyan Lanjhang didampingi Pj Bupati Pamekasan Masrukin.
Harapanya hibah ini membawa manfaat bagi masyarakat di Buddagan I.
"Pengelolaan limbah kotoran sapi melalui teknologi biogas dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat. Dengan partisipasi aktif warga Dusun Buddagan I dan dukungan dari tim UK Petra, desa ini berhasil menjadi pionir dalam penerapan energi bersih dan solusi pertanian yang berkelanjutan. Keberhasilan dari proyek ini diharapkan dapat menginspirasi dusun-dusun sekitar untuk membuat biogas sebagai sumber energi untuk memasak," kata Masrukin. (bel/dim/van)
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News