KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-60, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menggelar pelatihan pemanfaatan modul aksi bergizi khusus untuk guru UKS/M SMP dan SMA, Selasa (12/11/2024). Agenda tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan program aksi bergizi di sekolah.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Batu, Hasanatul Mardiyah Hisyam, mengungkapkan bahwa aksi bergizi sudah diimplementasikan di 5 sekolah, termasuk SMPN 02, SMPN 03, SMPN 04, SMPN 06, dan SMK Kucewara.
Baca Juga: Jumlah Penderita Kanker di Kota Batu Memprihatinkan, Dinkes Ajak Perempuan Lakukan Deteksi Dini
“Alhamdulillah, semua sudah berjalan baik. Tiga sekolah telah dikunjungi oleh Pak PJ Wali Kota Batu, dan kami berharap program ini akan membantu menciptakan anak-anak yang sehat,” ucapnya.
Gerakan ini adalah langkah yang tepat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang di kalangan remaja. Dengan pendekatan yang lebih edukatif dan praktik langsung, diharapkan para siswa dapat menerapkan pola hidup sehat dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dinkes Kota Batu berharap gerakan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan konsumsi gizi, tetapi juga menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pola hidup sehat. Melalui pelatihan untuk guru, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam membangun kesadaran akan pentingnya gizi, serta kesehatan di kalangan siswa.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Dinkes Bersama TP PKK Kota Batu Gelar Deteksi Dini Kanker Serviks
Dengan semangat dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Kemenag, Forkompinda, Hasanatul optimis bahwa program aksi bergizi ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi kesehatan generasi muda. Ia juga menyebut, tanggung jawab terhadap kesehatan remaja bukan hanya milik Dinas Kesehatan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Integrasi antara sekolah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag, dan instansi terkait harus berjalan sinergis. Harapan kami, kolaborasi ini dapat memberikan masukan positif terhadap gerakan aksi bergizi,” katanya.
Stunting yang merupakan kekurangan gizi kronis pada anak, kata dia, menjadi salah satu isu prioritas nasional. Hasanatul menggaris bawahi pentingnya perhatian bagi remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Baca Juga: Musim Hujan, Dinkes Kota Batu: Waspadai Empat Jenis Penyakit
“Anak yang dilahirkan harus bebas dari stunting, yang merupakan prioritas nasional. Target tahun 2024 adalah meminimalisir angka stunting atau bahkan mencapai zero stunting,” ujarnya.
Menghadapi tantangan ini, Hasanatul menekankan pentingnya pencegahan sejak hulu, dengan fokus pada kesehatan remaja.
“Remaja itu sendiri harus sehat. Untuk membangun negara yang maju, perlu adanya generasi yang sehat,” imbuhnya.
Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, LDII Kota Kediri Gelar Germas
Kegiatan aksi bergizi ini tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan stunting, tetapi juga memperhatikan kesehatan remaja putri secara khusus. Hasanatul menjelaskan, Stunting bisa dicegah dengan memulai edukasi sejak dini.
"Stunting bisa dicegah dengan memulai edukasi sejak dini. Kami juga menyiapkan tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri guna meningkatkan kesehatan dan mencegah anemia," paparnya.
Baca Juga: Upacara Peringatan HUT Korpri, PGRI, dan HKN 2024, ini Pesan Wabup Gresik kepada Guru dan Nakes
Dalam konteks ini, edukasi kesehatan tidak hanya sebatas teori, tetapi juga praktik yang berkelanjutan, termasuk pemahaman nutrisi yang baik dan kebiasaan hidup sehat.
Anemia yang sering terjadi pada remaja putri, menjadi salah satu fokus utama dalam program pencegahan stunting. Kurangnya zat besi dalam tubuh dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka, yang dapat berlanjut hingga masa kehamilan di kemudian hari.
"Penting untuk menjaga kesehatan remaja perempuan agar tidak berdampak pada kehamilan dan kesehatan janin di masa depan," kata Hasanatul.
Baca Juga: Peringati HKN ke-60, Dinkes Kota Batu Luncurkan Program Integrasi Layanan Primer
Melalui program ini, diharapkan remaja putri dapat lebih memahami pentingnya asupan gizi yang seimbang dan peran vital mereka dalam menjaga kualitas kesehatan.
Seorang Peserta pelatihan pemanfaatan modul aksi bergizi yang juga guru Bimbingan Konseling (BK) dari SMAN 02 Batu, Renna Yulia Lestari menyampaikan pendapatnya mengenai pelatihan ini.
"Dengan mengikuti pelatihan modul aksi bergizi, kita mendapatkan wawasan dan tambahan pengetahuan tentang kesehatan remaja," ungkapnya.
Baca Juga: Peringati HKN 2024, Pemkot Madiun Gelar Jalan Sehat Bareng Warga
Menurut wanita cantik ini, modul yang telah dikembangkan sangat bermanfaat sebagai panduan dalam memfasilitasi sesi belajar mengajar tentang materi gizi dan kesehatan remaja.
Modul tersebut tidak hanya menawarkan teori, tetapi juga dilengkapi dengan permainan interaktif. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan.
Ia menekankan, Kegiatan interaktif ini memberikan kesempatan bagi dirinya untuk berkreasi dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar tentang pentingnya gizi
Baca Juga: Pj Bupati Nganjuk Terima Penghargaan UHC pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Dengan adanya pelatihan ini, Renna dan rekan-rekannya berharap dapat menerapkan pengetahuan yang didapat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat. Mereka percaya bahwa pendidikan gizi yang baik di sekolah akan berdampak positif bagi kesehatan remaja, baik dalam hal perkembangan fisik maupun mental.
Pelatihan modul aksi bergizi ini adalah langkah awal yang diharapkan dapat menjadikan para guru lebih siap dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang. (adv/adi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News