Antre, Dapat Daging, Dijual Lagi ke Pengepul

Antre, Dapat Daging, Dijual Lagi ke Pengepul BERBURU: Warga yang berdesak-desakan untuk mendapatkan jatah daging kurban di Perum Taman Jenggala Desa Sidokare Kecamatan Sidoarjo, kemarin. foto: satria muhlis/BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kendati daging kurban lebih bermanfaat dibagikan kepada orang yang menyerahkan hewan kurban, warga sekitar, kaum dhuafa dan fakir miskin, kenyataannya banyak warga dari luar yang membawa kendaraan bermotor sangat antusias untuk berburu daging kurban ke masjid-masjid ataupun tempat ada penyembelihan hewan kurban.

Seperti terlihat di Masjid Al Muhajirin di Perumahan Taman Jenggala Desa Sidokare Kecamatan , kemarin. Banyak warga dari luar desa tersebut yang antri berdesak-desakan untuk mendapat jatah daging. Mereka tidak perlu mendapat kupon, tetapi cukup menyelupkan tangan ke dalam tinta sebagai tanda sudah memperoleh jatah daging kurban.

Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau

Padahal, daging kurban tersebut tidak dimafaatkan untuk konsumsi sendiri. Tetapi, mereka menjual lagi hasil dari berburu daging kurban dari masjid ke masjid. Celakanya, ada pengepul yang siap membeli daging kurban dari warga luar daerah yang mengantri siap membeli daging kurban.

Pengepul daging kurban biasanya membeli dengan harga bervariasi mulai dari sebesar Rp 20 ribu - Rp 40 ribu per 1/2 kilogram yang dibungkus dari kantong kresek dari pembagian takmir masjid.

"Harga daging di pasar, per kilogram mencapai Rp 100 ribu. Ini hanya dapat setengah kilogram. Jadi, saya beli Rp 40 ribu. Itupun kalau daging sapi yang bagus tanpa campuran lemak dan tulang," ujar Siti (50) seorang pengepul daging kurban yang stand by di depan Al Muhajirin.

Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi

Menurut penuturan Siti yang mengaku berdomisili di Desa Sumokali Kecamatan Candi tersebut, ia sengaja berburu daging kurban sebagai stok untuk bahan pentol bakso. Sebab, suaminya berjualan bakso sehingga Siti memborong orang yang mau menjual daging kurban.

"Kalau dagingnya tak bercampur dengan tulang, saya berani memberikan harga tinggi. Tetapi kalau bayak bercampur ya biasanya saya hargai Rp 25 ribu per kilogram," ujarnya

Pihak takmir masjid sendiri memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berbagi daging kurban. Hanya saja, ada sistem dalam pengambilan daging kurban agar tak berebut yakni mengunakan kupon.

Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO

"Di masjid ini, menggunakan sistem kupon agar warga yang ingin mengambil tidak berdesakan," ujar Satrio (18) salah satu panitia pembagian hewan kurban di Masjid Baitussalam di Perum Mega Asri Desa Larangan Kecamatan Candi. (sda1/sho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kecelakaan Karambol di Medaeng Sidoarjo, Truk Tabrak Tiga Mobil Hingga Terguling':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO