
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tidak hanya berdampak pada karyawan saja. Sejumlah pelajar yang sedang praktik kerja lapangan (PKL) di pabrik tekstil yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu, juga terpaksa harus dipulangkan.
Adalah 17 pelajar dari SMK Negeri 2 Tuban yang harus menyelesaikan PKL-nya lebih cepat, lantaran PT Sritex dinyatakan pailit, Sabtu (1/3/2025).
Baca Juga: Kakanwil Kemenag Jatim Serahkan Izin Operasional MI BAS International Islamic School Tuban
Informasi yang dihimpun, belasan pelajar tersebut melakukan PKL di PT Sritex sejak bulan Januari 2025.
Namun, kegiatan PKL tersebut tidak bisa dilanjutkan karena perusahaan sudah dinyatakan pailit. Para pelajar itu pun sudah dijemput oleh pihak sekolah.
"Iya, benar. Anak-anak PKL sudah dijemput pihak sekolah setelah dinyatakan selesai akhir bulan Februari," ujar Humas SMK Negeri 2 Tuban, Sulistyani.
Baca Juga: Kepala MAN 2 Tuban Bantah Keluarkan Tiga Siswanya, Jelaskan Duduk Perkara
Belasan pelajar tersebut dipulangkan PT Sritex memberikan surat pemberitahuan tentang pelaksanaan PKL SMK Negeri 2 Tuban yang berakhir per tanggal 26 Februari 2025.
Surat tersebut menindaklanjuti keputusan yang menyatakan perusahaan akan berhenti beroperasi pada tanggal 28 Februari 2025.
Menurut Sulistyani, sebenarnya PKL tersebut berlangsung selama 6 bulan. "Namun karena perusahaan berhenti, beroperasi maka hanya sampai akhir Februari," ungkapnya.
Baca Juga: PRPP Edukasi Siswa Madrasah Cara Tanam Sayuran Melalui Urban Farming
Atas kondisi tersebut, pihak SMKN 2 Tuban harus mencari opsi perusahaan lain sebagai tempat para pelajar untuk melanjutkan kegiatan PKL.
"Sudah kami carikan tempat PKL untuk anak-anak, 4 bulan ke depan dilanjutkan di Gresik dan Lamongan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News