
Bahkan, lanjut Gus Amik, rumah kakeknya pernah dilempar batu oleh orang sekitar yang suka mengusik aktivitas almarhum.
Namun, Kiai Mustofa tidak membalas perlakuan orang yang zalim pada dirinya. Justru Kiai Mustofa malah mendatangi pelaku pelemparan sembari membawa oleh-oleh untuk orang tersebut.
Kiai Mustofa Sholahudin
Mendengar hal tersebut, Kiai Mustofa sempat dimarahi keluarganya. Karena terlalu baik kepada pelempar yang kerap mengusik rumahnya.
"Jadi itu salah satu sifat kesabaran Kiai Mustofa," jelas Gus Amik.
Dalam berdakwah, Kiai Mustofa lebih suka pendekatan amaliah (praktik). Seperti mengajak masyarakat salat berjamaah, kegiatan manaqib rutinan, membangun masjid, silaturrahmi, dan pendekatan hikmah seperti mendoakan orang yang sedang diuji ekonomi, keimanan, urusan sosial dll.
"Jadi Kiai Mustofa itu lebih ke praktik ubudiyah dalam berdakwah, bukan da'i," ungkapnya.
Gus Amik berharap, jemaah yang hadir bisa meneladani sosok Kiai Mustofa. Ia berharap dapat mempersiapkan haul tahun depan lebih baik dan lebih layak untuk jemaah yang hadir.
Sebab jemaah yang hadir bukan hanya warga sekitar. Tetapi ada yang dari luar daerah seperti, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Jakarta, bahkan dari luar Jawa. (afa/van)