
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Seekor ulat sayur ditemukan dalam menu makan bergizi gratis (MBG) yang diterima siswa SD Negeri 1 Compreng, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Rabu (24/9/2025).
Temuan ulat tersebut viral dalam sebuah video berdurasi 19 detik yang beredar di media sosial. Dalam rekaman itu terlihat menu MBG berisi mie campur sayur sawi, potongan semangka, serta saus sambal kemasan. Ulat tersebut menempel di sayur sawi.
Seorang murid yang mengetahui ulat tersebut melapor kepada guru dan kemudian meneruskan laporan tersebut kepada babinsa setempat, yang langsung disampaikan ke Danramil Widang.
Atas adanya kejadian tersebut, Danramil Widang Kapten Inf Hasan Bisri turun langsung memastikan pendampingan dan pengawasan berjalan maksimal.
"Alhamdulillah, setelah dicek, memang hanya ada satu ulat kecil dan kondisinya sudah mati. Segera ditarik dan dilakukan penggantian makanan. Jadi tidak sampai menimbulkan dampak apa pun," ujar Hasan Bisri.
Hasan menegaskan, pihak penyedia makanan SPPG Mrutuk sudah menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen meningkatkan ketelitian. Mulai dari proses pencucian bahan, pengolahan, hingga pengecekan akhir sebelum makanan masuk ke dalam ompreng akan lebih diperhatikan.
"Pihak SPPG, termasuk ahli gizi, sudah berjanji agar kejadian ini tidak terulang. Besok dan seterusnya mereka akan lebih teliti. Hal ini menjadi pembelajaran bersama agar layanan pangan bergizi untuk anak-anak tetap terjaga kualitasnya," tambahnya.
Sebagai program pemerintah yang menjangkau ribuan anak, makanan yang diproduksi SPPG dinilai sangat penting untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembang generasi muda. Di Kecamatan Widang sendiri, satu unit SPPG bisa melayani hampir 3.000 penerima manfaat dengan radius hingga 6 kilometer.
Karena itu, menurut Hasan, pengawasan perlu terus ditingkatkan. TNI melalui Babinsa dan Koramil, ikut mendampingi jalannya program ini agar tujuan utamanya benar-benar tercapai.
"Program ini harus sukses karena menyangkut gizi anak-anak kita. Kalau ada kelemahan, tentu akan selalu kami beri masukan. Dan saya tegaskan, pendampingan yang dilakukan TNI ini murni tanggung jawab kami. Tidak ada gaji atau insentif dari SPPG," tegasnya.
Camat Widang, Suwarsono, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut belatung yang ditemukan sudah dalam kondisi mati karena ikut terendam saat perebusan.
"Iya, tadi di SD. Tapi ulatnya sudah mati karena ikut direbus, hanya satu menu," jelasnya.
Meski begitu, pihak kecamatan langsung melakukan peninjauan ke dapur penyedia makanan dan meminta penggantian menu. "Sudah diganti saat itu juga," tegas Suwarsono.
Lebih lanjut, ia menegaskan pihak penyedia makanan telah diingatkan agar lebih teliti dalam proses pengolahan. Termasuk, Camat Widang menilai peristiwa itu bisa menjadi bahan introspeksi agar kualitas program tetap terjaga dan lebih berhati-hati untuk mengikuti SOP yang ada.
"Namanya pekerjaan manusia, kadang ada kelalaian. Tapi sejak awal sudah kita ingatkan untuk berhati-hati," tuturnya. (coi/rev)