BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro melakukan perbaikan tanggul sungai Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Kanor yang kondisinya kritis. Itu dilakukan mengingat air Bengawan Solo akan segera naik, mengantisipasi jebolnya tanggul itu BPBD langsung bergerak cepat.
"Mengantisipasi jika sewaktu-waktu tanggul itu jebol. Karena kondisinya sudah kritis," Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, Senin (21/12) pagi.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
Menurut Andik, tanggul yang kritis itu panjangnya hampir 40 meter. Tanggul tampak longsor ke dalam sungai dan menyeret pepohonan di atasnya. Longsornya tanggul itu dipicu pasang surutnya air sungai. Selain itu posisinya tanggul yang longsor berada di tikungan.
"Karena posisinya di tikungan, akhirnya sering terkena hantaman air," papar Andik.
Andik menjelaskan, perbaikan tanggul itu dengan model kontruksi "sand bag" atau lokasi yang longsor diuruk kembali dengan karung yang berisi tanah dan pasir. Sebelum diuruk ribuan karung berisi tanah, di bagian bawah tanggul akan ditancapi kayu bambu kemudian dipasang anyaman bambu atau gedek.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
"Setelah itu baru kita isi seribu lebih karung yang berisi tanah," jelas dia.
Perbaikan kali ini, kata dia, hanya sementara alias darurat mengingat tanggul di barat perkampungan warga itu kondisinya sudah kritis. Sementara perbaikan secara permanen, akan dilakukan pada pertengahan 2016 mendatang oleh UPT Bengawan Solo Bojonegoro.
"Yang penting saat ini aman dulu. Karena jika tanggul itu jebol dapat mengancam ribuan kepala keluarga juga ribuan hektare persawahan," tandas dia.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
Pantauan BANGSAONLINE.com di lapangan, perbaikan tanggul yang longsor sejak pertengahan 2014 itu dibantu ratusan warga sekitar. Selain puluhan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI, masyarakat tampak turut bergotong-royong membantu memperbaiki tanggul.
Ahmad Kirom (34), salah satu warga setempat mengaku ikut membantu memperbaiki itu karena dia takut sewaktu-waktu tanggul sungai terpanjang di pulau tersebut jebol. Apalagi di dekat titik tanggul yang kritis banyak rumah warga.
Dia trauman banjir tahun 2007 lalu yang memporak-porandakan wilayah kecamatan Kanor. "Waktu itu banyak rumah hancur diterjang banjir. Jalan umum juga rusak, saat itu banjir akibat tanggul sungai yang jebol," kata dia.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
Ratusan warga juga personil TNI dan BPBD tampak bersemangat memikul karung berisi pasir, juga melakukan pengayaman gedek. Sementara sebagian personil BPBD melakukan penancapan pohon bambu di titik longsornya tanggul itu. (nur/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News