Penangkapan Lobster Kecil Marak di Lumajang

Penangkapan Lobster Kecil Marak di Lumajang ilustrasi lobster kecil

"Bagaimana tidak tertarik, lha wong harganya hanya Rp50 ribu per kilogram. Kalau dibakar, bisa jadi satu nampan besar. Bisa dimakan satu keluarga. Kan murah. Sebab orang tahunya lobster mahal," ucap Eko, salah seorang peminat lobster.

Terkait penangkapan dan perdagangan lobster berukuran kecil ini, Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir Syaifu lmengatakan, perdagangan lobster berukuran kecil, termasuk benurnya tidak boleh dilakukan. Karena tindakan itu akan berdampak terhadap kelestarian hasil laut ini.

"Kami sejak awal telah memberikan sosialisasi kepada para nelayan agar tidak melakukan hal itu. Kalau masih dilakukan, maka kelompok nelayan tidak akan diberikan lagi bantuan. Karena secara rutin, Kantor Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan untuk peningkatan kesejahteraan mereka. Baik berupa alat, tangkap, perahu, mesin maupun yang lainnya," katanya.

Selain itu Syaiful mengingatkan bahwa penangkapan dan perdagangan lobster berukuran kecil oleh nelayan pesisir selatan ini, melanggar hukum.

"Kalau ketahuan aparat penegak hukum, dalam hal ini polisi, bisa ditangkap. Namun kalau dijual untuk dibesarkan melalui keramba, itu diperbolehkan. Karena setelah berukuran lebih dari 2 ons baru dijual," paparnya.

Jika perdagangan itu masih dilakukan, maka Syaiful juga menegaskan, bahwa kelompok nelayan yang melakukannya akan dibubarkan. Dari data Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten , ada 3 kelompok nelayan penangkap lobster di wilayah pantai Kecamatan Pasirian.

Setiap kelompok beranggotakan 10 orang nelayan. "Kalau kelompok-kelompok ini masih melakukan perdagangan lobster berukuran kecil, ya kita bubarkan saja kelompoknya. Dengan begitu mereka tidak akan dapat bantuan lagi," ujarnya.

Penangkapan lobster di pantai selatan , diungkapkan Kepala Kantor Perikanan dan Kelautan, potensinya sangat besat. Para nelayan saat ini mampu menangkap 20 ton lobster layak ekspor per tahunnya.

"Jumlah ini menurun dibandingkan beberapa tahun lalu, yang bisa mencapai 50 ton. Pasarnya selain dikirim ke berbagai kota besar, juga diekspor ke berbagai Negara. Contohnya sepeti Singapura, China, Jepang bahkan Amerika. Karena jumlah tangkap terus menurun inilah, saya berharap nelayan turut menjaga kelestariannya dengan tidak menangkap yang berukuran kecil," pungkasnya. (ssn/sho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Duel Maut Dengan Kades Sukosari, Perangkat Desa Jatiroto tersabet Celurit Hingga Usus Keluar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO