PANGKALAN BUN – Dokter cantik Rica Tri Handayani dan anak balitanya, Zafran Alif Wicaksono, yang hilang misterius sejak 30 Desember 2015 lalu akhirnya berhasil ditemukan. Wanita itu ditemukan di Bandara Iskandar Pangkalan Bun saat akan bertolak menuju Semarang, Senin (11/1) sekitar pukul 05.30 WIB.
Baca Juga: Polda Jatim Kolaborasi dengan Ponpes Wali Barokah Bentengi Santri dari Pengaruh Radikalisme
Ia ditemukan oleh petugas bandara bekerja sama dengan Polres Kotawaringin Barat (Kobar). Dokter Rica ditemukan lantaran nama di manifest sama dengan yang tengah dicari Polda DIY itu. Setelah diperiksa petugas, ternyata wanita itu orang yang tengah dicari.
Dari lansiran Radar Sampit, setelah diamankan, ia bersama sejumlah petugas kepolisian terbang ke Semarang. ”Setelah diamankan, dibawa anggota, tidak tahu ke mana. Kemudian jam 11.00 WIB baru kembali ke Bandara Iskandar untuk diterbangkan ke Semarang menggunakan pesawat Trigana Air,” jelas sumber ini.
Ia dan anaknya mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, pada pukul 13.00 WIB, di bawah pengawalan ketat Tim Gegana satuan Brigade Mobil Kepolisian RI.
Baca Juga: Densus 88 Gelar Sosialisasi Kebangsaan di Lamongan
Dokter Rica keluar Bandara Ahmad Yani, Semarang, lewat pintu Very Important Person (VIP). Begitu turun, ia langsung dibawa masuk ke dalam bus besar milik kepolisian dan sejurus kemudian bus itu pergi meninggalkan Bandara.
"Langsung dibawa ke Yogyakarta," kata seorang anggota polisi yang ikut mengawal Dokter Rica tapi enggan disebutkan namanya, Semarang, Jawa Tengah, Senin (11/1/2015).
Di tempat terpisah, Humas Angkasa Pura I, Anom Fitra Anggoro, membenarkan bahwa Dokter Rica memang baru saja mendarat di Bandara Ahmad Yani. "Iya Dokter Rica mendarat di Bandara Ahmad Yani," ujar Anom menegaskan.
Baca Juga: Ghibah Politik Ramadhan: Menyoal PBNU tentang Politik Dinasti dan Misi Gus Dur
Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto menuturkan bahwa dr Rica masih labil. "Kondisi dokter Rica masih syok, belum bisa dimintai keterangan," kata Erwin Triwanto pada wartawan, Senin (11/1/2016).
Pihaknya belum bisa memberi keterangan terkait motif kepergian dokter Rica yang meninggalkan suaminya yang juga seorang dokter, Aditya Akbar Wicaksono.
Polisi akan mendatangkan psikiater untuk menggali informasi terkait kepergiannya. "Kita akan datangkan Psikiater dari Mabes Polri," ungkapnya.
Baca Juga: Cegah Ajaran Radikalisme Melalui Medsos, Polresta Sidoarjo Perkuat Barisan Netizen
Erwin belum bisa memprediksi apakah dokter tersebut masih bergabung dengan organisasi Gafatar. Namun, dari informasi yang diperolehnya, dokter perempuan itu pernah mengikuti aliran itu sebelum menikah.
"Gafatar kan tidak boleh sama MUI, informasi yang saya peroleh dari suaminya, dulu pernah ikut Gafatar, tapi setelah dilarang tidak mengikuti lagi," jelasnya.
Sementara Kapolda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi mengungkapkan bahwa dr Rica Tri Handayani sejak kuliah sudah aktif di Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Yogyakarta. "Benar, dr Rica dulu sempat aktif sebagai anggota Gafatar saat masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di sini," kata Hudit.
Baca Juga: MUI Pasuruan Keberatan dengan Usulan BNPT yang akan Awasi Masjid untuk Cegah Radikalisme
Hudit melanjutkan, rekan Rica di Jawa Tengah, yaitu dr. Diah Ayu, juga menghilang. Keduanya dulu kuliah satu kampus dan sama-sama aktif di Gafatar.
"dr. Diah Ayu itu temannya Rica. Bukan Diah Ayu yang di Sleman, kebetulan namanya sama. Keduanya aktif Gafatar saat kuliah. Kemudian setelah menjadi dokter, keduanya diam-diam ikut Gafatar di wilayah masing-masing," ujar Hudit.
Secara keseluruhan, keempat warga Yogya hilang memang berkaitan dengan Gafatar. Polisi memperkirakan penjemput Diah Ayu Yulianingsih adalah orang sama dengan yang menjemput dr. Rica.
Baca Juga: Cegah Radikalisme, BNPT dan FKPT Jatim Gelar Kenduri Desa Damai
"Yang berisial ES itu orang yang menjemput Diah Ayu dan juga Rica," ucap Hudit.
Sampai saat ini, Polda DIY masih melakukan pencarian. Polisi menyangkal Rica hilang karena diculik. "Tidak diculik, informasi itu tidak benar. Kami mengimbau jangan membuat isu yang membuat informasi menjadi simpang siur," lanjut Hudit.
Sementara itu untuk orang hilang lainnya sampai saat ini belum ditemui. Sedikitnya masih ada tiga orang hilang yang dilaporkan ke Polda DIY yakni Diah Ayu Yulianingsih (28) warga perumahan Candi Gebang Permai, Wedomartani, Sleman yang hilang bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri.
Baca Juga: Tangkal Radikalisme, Bakesbangpol Jatim Edukasi Lembaga Pendidikan
Diah hilang setelah didatangi orang tak dikenal di rumahnya. Selain itu ada satu keluarga ES, Pegawai Negeri di RSUP Dr Sarjito Yogyakarta. ES secara tiba-tiba menghilang bersama suami dan anak-anaknya sejak Oktober 2015.
Gafatar disebut-sebut sebagai aliran sesat. Pemilik blog
yang menamakan Semua Tentang Islam bahkan mengaku banyak tahu kesesatan Gafatar
karena pernah menjadi pengurus Gafatar. Ia mengaku mantan Pengikut GAFATAR DPP wilayah Provinsi
Jawa Barat. ”Waktu itu saya menjabat sebagai Sekretaris
DPL 1 Wilayah Sumedang, padahal Rumah saya ada di Bandung..... ,” tulisnya.
Menurut dia, aliran Gafatar ini tidak mengaku hadits dan tidak mau puasa Ramadlan dan tidak mau salat. ”Mereka bilang shaum (puasa) itu tak berguna. Waktu bulan puasa mereka makan mie instant di depan saya,” katanya. Karena itu ia lalu keluar dari Gafatar.
Baca Juga: Kemenag Pamekasan Gelar Moderasi Beragama, Densus 88 Minta Masyarakat Waspada dan Hati-hati
Celakanya, ada saja yang percaya. Setelah ES ada Ahmad Kevin Aprilio bocah 16 tahun yang pergi dengan ayahnya Sanggar Yamin. Sebelum pergi Kevin meninggalkan surat yang ditujukan kepada pengurus Gafatar Yogyakarta. Setelah itu ada juga Kukuh Pambudi yang menghilang bersama satu keluarganya. Kukuh yang tercatat sebagai anggota Gafatar dilaporkan hilang pada awal Desember silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News