Mensos Tawari Eks Gafatar Transmigrasi, MUI Diminta Buat Fatwa Perlindungan

Mensos Tawari Eks Gafatar Transmigrasi, MUI Diminta Buat Fatwa Perlindungan KLOTER KETIGA: Sebanyak 185 eks Gafatar tiba di Asrama Transito Disnakertranduk Jatim, di Surabaya, Minggu (24/1) malam. foto detik.com

Tidak hanya itu, warga juga membakar sembilan rumah yang menjadi tempat tinggal mantan anggota Gafatar di Mempawah. MUI saat ini masih mengkaji soal Gafatar. Jika dianggap sebagai wajah baru dari Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Musadeq, kelompok itu bisa dicap sesat.

Kejadian itu, menurut Yenny, juga tak lepas dari penyampaian informasi mengenai keberadaan mereka. Baik media maupun pemerintah kerap kali hanya menekankan pada isu sesat ajaran yang mereka bawa. Walhasil, masyarakat yang berada di sekitar kelompok tersebut menjadi waspada dan mudah terpancing melakukan kekerasan. Padahal, ucap dia, kesalahan pemahaman mengenai ajaran agama hanya bisa diselesaikan dengan dialog.

Wahid Institute sendiri saat ini belum memutuskan memberikan pendampingan kepada eks anggota Gafatar. Saat ini mereka masih mendalami dan mencari fakta yang sebenarnya terjadi.

Sebaliknya, kepada anggota Gafatar, dia meminta perekrutan dilakukan tanpa tindakan yang dianggap mengandung unsur kriminalitas, seperti penculikan.

Sementara malam ini, sebanyak 185 orang eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah tiba di Asrama Transito Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Mereka adalah gelombang ketiga yang diterbangkan dari Pontianak dan tiba di Bandara Juanda Surabaya, Sidoarjo, pada sore tadi (24/1).

Dari lansiran detikcom, mereka terdiri dari orang dewasa hingga anak-anak menumpang 6 bus Damri dan tiba di Asrama Transito pada pukul 18.40 WIB. Masing-masing bus mendapat penjagaan dari Sabhara Polrestabes Surabaya dan Brimob Polda Jatim.

Setelah tiba di asrama, mereka langsung dimasukkan ke aula Asrama Transito dan menikmati makan malam. Kemudian petugas melakukan pendataan asal mereka. "Saya kira masih cukup untuk menampungnya. Karena sebagian dari (eks Gafatar) yang gelombang pertama dan kedua sudah dijemput dari pemerintah kabupaten dan kota masing-masing," kata Sukardo, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

Sementara itu, eks Gafatar yang sudah dipulangkan dan dijemput dari petugas pemkab/pemkot berasal dari Kabupaten Lamongan. Kemudian sejumlah eks Gafatar lainnya yang juga siap dipulangkan berasal dari Kabupaten Mojokerto dan Kota Surabaya. (okz/tmp/dtc/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO