Jembatan Putus, 22 KK Minum Air Sungai

SITUBONDO (bangsaonline) - Sebuah jembatan bambu, penghubung Dusun Sekarputih dengan Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, putus diterjang banjir beberapa hari lalu. Akibatnya, sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) sempat terisolir dan sebelum jembatan diperbaiki mereka terpaksa minum air sungai.

Putusnya jembatan yang biasa dilalui 22 KK itu berawal saat daerah bagian selatan Kecamatan Banyuputih diguyur hujan deras. Air sungai yang cukup besar kemudian menerjang jembatan dan mengakibatkan . Sebagian dari bambu-bambu jembatan juga hanyut terbawa banjir.

Baca Juga: Disdikdaya Probolinggo Bakal Berikan Pendampingan Psikologis bagi Siswa-siswi Korban Jembatan Putus

Akibat putusnya jembatan, aktifitas warga Dusun Sekarputih terganggu. Karena tidak ingin kondisi terisolir itu berkepanjangan, warga sekitar akhirnya melakukan kerja bakti membangun kembali jembatan yang putus. “Perbaikan jembatan dilakukan masyarakat dengan dibantu Danramil dan anggotanya, serta Kapolsek Banyuputih dan anggotanya,” kata Suwono (55 tahun) salah seorang warga.

Data yang berhasil dikumpulkan, sejak putus dan hanyutnya jembatan pada hari Minggu (26/4) lalu. Warga bekerja bakti membangun jembatan bambu hingga “Jembatannya dibetulkan selama tiga hari, karena tidak ada bantuan, warga swadaya,” kata Suwono.

Diperoleh informasi, dari 22 KK yang tinggal di dusun paling selatan Desa Sumberanyar tersebut, terpaksa mengkonsumsi air sungai lantaran tidak ada jembatan dan tidak ada air bersih di desanya. Di sisi lain, beberapa anak-anak sekolah, juga terpaksa digendong untuk melewati sungai karena jembatannya sempat putus.

Baca Juga: Dandim Ngawi Tinjau Langsung Jembatan Ngantru yang Putus Ditabrak Truk

“Sejak nenek moyang sampai sekarang di sini susah air. Apalagi jembatannya putus tidak bisa nyari air bersih keluar kampung, jadi minum air sungai,” imbuhnya sambil menyebut air sungai juga digunakan untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci, serta untuk memberi minum ternak milik warga.

Warga Dusun Sekarputih ini berharap, jembatan bambu yang mereka lintasi setiap hari itu bisa diganti dengan jembatan yang layak. Selain perbaikan jembatan, mereka juga meminta agar ada ketersediaan air bersih yang dekat. “Inginnya ada jembatan yang layak untuk dilewati warga. Ditambah lagi dengan adanya air bersih untuk warga. Tapi siapa yang akan membangun,” kata Suwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO