Ketua Dewan Pendidikan Jatim Nilai Pemerintah Tidak Siap Laksanakan UNBK

Ketua Dewan Pendidikan Jatim Nilai Pemerintah Tidak Siap Laksanakan UNBK ilustrasi UNBK

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Zainuddin Maliki menilai pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) terksan dipaksakan. Pasalnya, banyak sekolah khususnya yang berada di Provinsi Jawa Timur belum siap lantaran keterbatasan fasilitas.

Menurutnya, di Jawa Timur hanya sebagian sekolah yang benar-benar siap melaksanakan UNBK, bahkan terdapat di sejumlah daerah yang tidak siap melaksanakan program pemerintah tersebut. Sehingga membuat terjadinya ketimpangan. ”Cukup terasalah, sangat tajam gitu,” katanya saat di Sumenep kemarin.

Menurut Zainuddin, mestinya pemerintah sebelum menerapkan program baru itu, melakukan perencanaan yang lebih matang. Sebab, diakui program tesebut lebih banyak positifnya bagi siswa, dibandingkan pelasanaan unas dengan cara manual.

Sala satu keuntungan bagi siswa, siswa tidak perlu menyiapkan pensil khusus, siswa juga tidak dihadapkan terhadap kasus buruknya kertas soal yang menyebabkan konsentrasi bisa pecah.

Sedangkan sisi negatif pelaksanaan UNBK itu, semua sekolah harsus mempunyai sarana seperti komputer yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kulitas. Sedangkan saat ini sekolah di kota besar, seperti di Surabaya belum memadai. Sesuai juklak dan juknis sekolah yang bisa melaksanakan UNBK minimalnya menyediakan komputer sebanyak 1 banding 3 dari jumlah siswa.

Akibatnya, untuk memenuhi ketentuan itu sejumlah sekolah harus mencari dengan cara meminjam, baik punya sekolah yang lain, perorangan, maupaun yang lainnya.

”Mestinya ini menjadi tanggungjawab pemrintah. Sehingga semua sekolah bisa melaksankan UNBK itu. Tapi untuk saat ini kami kira Pemerintah belum siap lah,” jelasnya.

Sebab kata Zainuddin, tidak hanya dari segi fasilitas yang harus disiapkan, melainkan kualitas sumber daya manusia seperti tenaga pendidik juga harus disiapkan. Karena faktanya selama ini banyak guru di sejumlah sekolah di kota besar yang belum bisa menguasi ilmu komputer atau gagap teknologi (gaptek).

Saat ini di Sumenep hanya ada dua sekolah yang dinyatakan siap melaksanakan UNBK, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat baru dua sekolah. Yakni SMA 1 Sumenep dan sekolah menengah kejuruan (SMK) 1 Sumenep.

”Kami harap dua sekolah ini tidak dipaksakan melaksanakan UNBK, melainkan memang benar-benar siap. Karena kalau dipaksakan akan menjadikan sekolah yang lain trauma,” jelasnya.

Kepala SMAN 1 Sumenep Syamsul Arifin mengatakan, mengakui jika keberadaan komputer sangat terabatas. Saat ini di sekolah yang sedang dikeluti sangat hanya memiliki sebanyak 60 unit komputer.

Sedangkan jumlah siswa yang akan mengikuti UNBK dari dua jurusan, yakni IPA dan IPS sebanyak 323 siswa dengan komposisi sebanyak 9 ruang. Sehingga, kebutuhan komputer mencapai 180 unit.

”Kurang separuh masih, namun karena diperbolehkan memakai laptop, kekurangannya menggunakan laptop siswa yang dipinjamkan ke sekolah. Dengan catatan semua data telah dikosongkan,” katanya.

Menurutnya, ke depan pihaknya terus akan berbenah termasuk untuk melakukan pengadaan komputer. Sebab, tahun ini satu-satunya sekolah tingkat SMA yang melaksanakan UNBK. ”Kami juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk pengadaan komputer,” tegasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep A. Shadik. Menurutnya, ke depan pihaknya terus berupaya agar keberadaan sarana dan prasarana, khususnya di bidang komputer di sejumlah sekolah bisa memadai.

Dirinya berkeinginan semua sekolah bisa menerapkan sistem UNBK. Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar pengelola sekolah terus mempersiapkan diri, utamanya penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Sementara jumlah peserta unas tahun ini untuk jenjang SMA sederajat sebanyak 9.787, SMK 1.328, dan SMP sederajat sebanyak 15.616.

”Untuk hari pelaksanaan, tingkat SMA sederajat pada tanggal 4-6 April, SMK mulai tanggal 4-7 April, dan untuk jenjang SMP sederajat akan dimulai sejak tanggal 14 April,” jelasnya.

Adapun mata pelajaran yang adakn diujikan masing-masing jurusan ada enam, yakni Matematikan, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris untuk jurusan IPA. Sedangkan untuk jurusan IPS, Sosiolog, Giografi, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. (fay/jiy)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO