JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) per Selasa (4/10), resmi memberhentikan kepengurusan Marwah Daud Ibrahim sebagai Ketua Komisi MUI bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga.
Pemberhentian ini terkait keterlibatan Marwah Daud sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Taat Pribadi, yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Baca Juga: Kasus Penipuan Penggandaan Uang ala Dimas Kanjeng Kembali Terjadi, Pelaku Raup Rp 64 Juta
Ketua Umum MUI pusat, KH. Ma'ruf Amin mengatakan Marwah Daud telah mengundurkan diri per Senin (3/10) kemarin, tapi baru hari ini MUI terima.
"Doktor Marwah Daud sudah menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan Ketua Komisi MUI bidang perempuan, Remaja dan Keluarga," ungkap Kiai Ma'ruf kepada wartawan di kantor MUI pusat, Jakarta, Selasa (4/10).
Wakil Sekjen MUI, Najamuddin Ramly menambahkan pengunduran diri Dr Marwah Daud per Senin, dan Selasa ini dirapatkan dan sudah diputuskan tidak lagi menjabat dan menjadi anggota MUI.
Baca Juga: Dimas Kanjeng Hanya Divonis 18 Tahun Penjara, Istri Korban Histeris, JPU Ajukan Banding
Dengan demikian kami tidak ada hubungan lagi dengan Marwah Daud Ibrahim. "Apapun tindakan dan keyakinannya itu bersifat pribadi, termasuk keyakinannya pada Kanjeng Dimas Pribadi," ujar Najamuddin.
MUI akan menanyakan kenapa Ibu Marwah sebagai intelektual dan cendikiawan tertarik, karena logikanya tidak masuk akal. Menurutnya bisa tertarik bisa jadi karena perbuatan sihir dan nujum. "Ibu Marwah diperlihatkan trik-triknya Dimas seolah olah asli dan tidak ditunjukkan ke orang lain," katanya.
Najamuddin menegaskan MUI akan bersikap tegas, walaupun Dr Marwah tidak mengundurkan diri. Bila ia tetap ingin menjadi Ketua Yayasan Dimas Taat Pribadi, tapi tidak mengundurkan diri, maka akan tetap melakukan pemecatan terhadap yang bersangkutan karena menyimpang dari akidah.
Baca Juga: Anak Buah Dimas Kanjeng Simpan Upal Rp 31,1 M, Polisi juga Temukan Mata Uang dari Lima Negara
Ketua MUI bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga Prof Amany Lubis menegaskan pihaknya akan segera berkonsultasi internal untuk membahas siapa pengganti Dr Marwah di Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga.
"Karena keputusannya baru hari ini, maka belum diputuskan siapa penggantinya," ungkap Prof Amany Lubis.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan penyidik tidak menutup kemungkinan akan memeriksa Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi Marwah Daud Ibrahim dalam kasus penipuan uang berkedok penggandaan uang.
Baca Juga: Tafsir An-Nahl 99-100: Shalawat Fulus Dimas Kanjeng
"Apabila dalam pemeriksaan saksi-saksi mengarah ke sana, ya kami akan panggil," kata Argo.
Menurut dia, pemeriksaan terhadap Marwah Daud Ibrahim bergantung pada pengembangan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain. Sejauh ini penyidik baru memeriksa enam saksi dan tiga pelapor. "Kami step by step dalam melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi kasus ini," kata Argo.
Nama Marwah Daud Ibrahim, selaku ketua yayasan, belakangan mencuat dan dikaitkan dengan Dimas Kanjeng karena dalam beberapa kesempatan membela habis-habisan Dimas Kanjeng. Politikus Partai Gerindra ini mengaku pernah melihat karomah Taat yang mampu mengeluarkan duit dari bagian tubuhnya.
Baca Juga: Terdakwa Pembunuh Santri Padepokan Dimas Kanjeng Tolak Dakwaan JPU
Marwah bahkan mencontohkan mukjizat para nabi, seperti Nabi Sulaiman, yang bisa memerintah jin memindahkan kerajaan. Begitu juga dengan kemampuan teknologi manusia membuat pesawat terbang. “Dulu orang tidak percaya besi bisa terbang, sekarang ada pesawat yang bisa terbang."
Sebelumnya, bekas pengikut Taat Pribadi, yang juga korban penipuan penggandaan uang, mengungkap jika orang kepercayaan Taat, Ismail Hidayah, pernah menaruh koper berisi uang asli miliaran rupiah di teras rumah Marwah. Dua koper uang itu ditaruh di sana sembunyi-sembunyi.
Aksi itu seakan-akan muncul tiba-tiba atas kemampuan Taat memindahkan atau memunculkan uang atau barang. “Ismail Hidayah pernah bercerita kepada saya, sebenarnya dia yang menaruh di rumah Bu Marwah,” kata korban yang juga teman dekat Ismail, Mohamad Abdul Junaidi.
Baca Juga: Suaminya Meninggal tak Wajar di Padepokan, Bekas Juru Masak Dimas Kanjeng Lapor Polisi
Tujuannya, kata Junaidi menirukan Ismail, untuk meyakinkan Marwah Daud bahwa Taat memang memiliki kemampuan memindahkan barang, termasuk uang atas perantara jin. “Dalam kepercayaan kami, jin memang bisa melakukannya, tapi ini bukan jin, Ismail yang menaruhnya,” ujar Junaidi.
Sementara sehari setelah melakukan Rekontruksi atau reka ulang atas kasus pembunuhan Santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Abdul Gani. Polda Jatim mulai melakukan inventarisir aset Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
Proses pendataan aset itu sendiri dikawal oleh ratusan personel kepolisian yang tiap hari standby di padepokan Dimas Kanjeng paska penangkapan Dimas Kanjeng oleh Polda Jatim, Kamis (22/9) lalu.
Baca Juga: Istri-istri Dimas Kanjeng Mulai Diperiksa Penyidik
Polisi terlihat melakukan inventarisir dan memang police line (garis polisi) di sejumlah asat Padepokan Dimas Kanjeng. Di antaranya, delapan mobil dan satu motor gede diperiksa kelengkapannya. Sedangkan semua bangunan di padepokan juga terpasang police line.
“Kami hanya mengamankan aset padepokan yang saat ini tengah dalam status quo. Kalau tidak diamankan, misalkan hilang, siapa yang bertanggung jawab?,” ujar Kasubdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Cecep Ibrahim, di lokasi padepokan.
Sementara mengenai mobil jenis Panther Touring, nopol P-1022-G, yang diduga digunakan untuk pengiriman uang dari koordinator santri, ke padepokan, polisi akan melakukan penelusuran dan memanggil pemiliknya. Mobil itu pun, kemudian dijadikan satu dengan mobil lain, di sebelah barat masjid.
Baca Juga: Sempat Disemayamkan Selama Satu Malam, Jenazah Ismail Korban Dimas Kanjeng Dimakamkan
Cecep Ibrahim enggan membeberkan, berapa tepatnya aset yang diamankan hari ini. Ia mengatakan, saat ini pengamanan seluruh aset di areal padepokan. “Setelah selesai menginventarisir aset, kami selanjutnya akan membuat laporannya dahulu. Baru kami lakukan press release,” janjinya.
Sedangkan mengenai keberaan uang, menurut bekas pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengungkap adanya dugaan ruang rahasia lainnya yang digunakan untuk menyimpan uang asli milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Selama ini polisi hanya menyebut ruang rahasia tempat penyimpanan uang di rumah Taat di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Masih ada lagi tiga lokasi rahasia tempat penyimpanan uang yang belum diberi garis polisi," kata Mohammad Abdul Junaidi kepada Polisi.
Junaidi mengaku pernah datang ke tiga rumah tempat penympanan uang tersebut. “Saya pernah diajak Ismail Hidayah ke tiga rumah tersebut untuk menaruh uang tapi saya menunggu di luar," katanya. Ismail adalah orang kepercayaan Taat Pribadi, yang diduga tewas di tangan komplotan Dimas Kanjeng. Uang yang disimpan dalam ruang rahasia tersebut, menurut Junaidi, asli. (ndi/mer/yah/tiv/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News