SURABAYA (bangsaonline) - Besarnya subsidi yang disalurkan pemerintah untuk BBM, setiap tahun mengalami peningkatan sehingga utang pemerintah kian membengkak.
Untuk itulah peran PGN (Perusahaan Gas Negara) sangat dibutuhkan guna memangkas pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM. Namun masyarakat awam masih kurang memiliki kesadaran untuk mempergunakan gas dalam kebutuhan rumah tangga, padahal harga gas jika dibandingkan dengan elpiji, 3 kali lipat lebih murah.
Baca Juga: Pipa Gas PGN di Bronggalan Bocor, Semburan Api Bakar Kanopi Rumah Warga
Disamping itu, tingkat keamanan gas jauh lebih terjamin dibandingkan elpiji. ”Karena gas berat jenisnya lebih ringan dari udara, jika gas mengalami kebocoran, sifat gas adalah mencari ruangan yang lebih tinggi dan lebih luas. Sehingga mudah terbawa angin dan aman bagi para penggunanya,” urai Krisdyan Widagdo, saat bertemu dengan bangsaonline, di kantornya, kemarin.
Meskipun Dodo (panggilan akrabnya) mengakui bahwa pemanfaatan gas tidak semudah elpiji yang bisa dimasukkan ke dalam tabung. Indonesia yang kaya dengan gas bumi, memang belum bisa memanfaatkan secara maksimal, disamping membutuhkan biaya yang sangat besar, dan teknologi yang sangat canggih, penyaluran gas yang efisien hanya bisa dilakukan melalui pipa-pipa ke konsumen.
Namun jika jarak pengelolahan gas sangat jauh dari konsumen, maka gas tersebut akan disusutkan, dipadatkan, dan diangkut ke dalam truk. ”Saat sudah sampai ke konsumen, maka gas yang dipadatkan harus kita cairkan kembali dan harus segera dimanfaatkan. Gas bumi jika sudah diproduksi, harus segara dimanfaatkan. Jika disimpan, akan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan teknologi tinggi,” sambung Dodo.
Baca Juga: Holding Pertamina dan Persaingan Tidak Sehat PGN-Pertamina Gas
Jika ingin sukses dalam pemanfaatan gas bumi, lanjut Dodo, maka ada 3 hal penting yang tak bisa dipisahkan, yakni harus adanya pasok, adanya pasar dan infrastruktur yang dibutuhkan. Ke tiga unsur tersebut saling terkait.
”Karena itu, jika kita ingin mengembangkan jaringan pemasaran yang lebih luas, kita harus memiliki perencanaan yang matang, jika sudah memiliki pasar yang membutuhkan, baik itu untuk industry, rumahan maupun untuk keperluan yang lain, kita harus mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan dan pasokan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal inilah yang sering menjadi kendala. Pasarnya ada, tapi infrastrukturnya belum memadai, maka kita juga tidak bisa melaksanakan. Jika jaraknya jauh, kita akan memakai cara CNG (Compress Natural Gas) dan LNG (Liquid Natural Gas). Namun pasokan sangat terbatas, terkadang kurang bisa memenuhi permintaan. Di samping itu, pengirimannya juga memakan waktu yang cukup lama, semisal jika di luar pulau harus diangkut melalui kapal,” tandas Dodo.
Karena itu Dodo berharap, pemerintah bisa lebih konsisten dalam membantu penyaluran ke masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Dengan melibatkan para stake holder, intelektual, birokrasi dan masyarakat, sosialisasi pemanfaatan gas bumi bisa dilakukan secara maksimal dan subsidi BBM bisa dialihkan ke bidang lain yang lebih dibutuhkan masyarakat.
Baca Juga: Tuli Mengaji, Inovasi Pelatihan Mengaji Kotugres dengan Metode Amakasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News