Potensi Banjir Lahar Gunung Kelud Masih Tinggi, Jauhi Wilayah Tiga Sungai ini

Potensi Banjir Lahar Gunung Kelud Masih Tinggi, Jauhi Wilayah Tiga Sungai ini Salah satu truk penambang pasir yang terbawa arus banjir bandang di Kali Bladak. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pasca banjir bandang yang menerjang sungai aliran lahar gunung Kelud, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar memperingatkan agar masyarakat mewaspadai terjadinya banjir kembali. Pernyataan itu seperti yang disampaikan kepala BPBD kabupaten Blitar, Heru Irawan.

Menurut Heru, hujan deras diprediksi masih akan terjadi di puncak . Hal ini berpotensi menyebabkan banjir bandang disertai material letusan gunung Kelud seperti pasir dan batu. Beberapa sungai yang masuk kategori bahaya banjir bandang di antaranya Kali Bladak di desa Penataran kecamatan Nglegok, Kali Putih di kecamatan Gandusari, serta Kali Semut di kecamatan Gandusari. Pasalnya, di daerah tersebut saat ini sangat ramai dengan aktivitas para penambang pasir yang jumlahnya ratusan.

Baca Juga: Mas Dhito Janji Kembalikan Kejayaan Wisata Gunung Kelud

"Potensi banjir bandang seperti yang terjadi pekan lalu sangat sulit diprediksi sehingga masyarakat harus waspada. Terutama yang sering melakukan aktivitas tambang pasir di sana, " papar Heru Irawan, Minggu (05/03).

Lanjut Heru, saat ini pihaknya terus melakukan berbagai sosialisasi agar warga waspada dan segera menjauhi wilayah sungai saat terlihat mendung di puncak Kelud.

"Sejauh ini yang bisa kita lakukan hanya sebatas sosialisasi dan peringatan melalui berbagai macam media agar tidak sampai ada korban jiwa. Kami tidak bisa melarang warga untuk tidak beraktivitas melakukan tambang pasir, karena memang itu mata pencaharian sehari-hari warga yang tinggal di sepanjang aliran lahar Kelud," paparnya.

Baca Juga: Nanas Khas Gunung Kelud Jadi Incaran Wisatawan saat Musim Liburan, Segini Harganya

Sementara menurut keterangan Didik (41), salah satu sopir truk yang sering mengambil pasir dari Kali Bladak, mengaku jika sebenarnya para penambang juga takut akan terjadi banjir bandang. Namun karena menambang pasir merupakan satu-satunya sumber penghidupan, mereka terpaksa bertahan menjadi penambang pasir dengan segala resiko yang ada.

Menurut warga Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok itu, kejadian banjir bandang bukan hanya sekali menerjang di sana. Namun sudah berulang kali. Bahkan risiko yang harus ditanggung bukan hanya bahaya banjir bandang saja, tapi juga bahaya tanah longsor yang mengancam sewaktu-waktu.

(BACA JUGA: Miris, Kesaksian Korban Selamat Banjir Bandang Lereng Kelud di Blitar)

Baca Juga: Ketua DPRD Blitar Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Cuaca Ekstrem

"Dulu sebenarnya saya sudah pernah berhenti tidak cari pasir ke sana lagi dan bekerja sebagai kuli bangunan. Tapi penghasilan sebagai kuli jauh jika dibandingkan penghasilan tambang pasir dan tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari," ungkapnya.

Untuk diketahui Sabtu (25/2) lalu, banjir bandang sempat menerjang aliran lahar gunung Kelud. Akibat kejadian itu, enam truk milik penambang pasir terbawa arus banjir, dan enam penambang mengalami luka-luka. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. (blt1/tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO