KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Virus ransomware bernama WannaCry menjadi semacam hantu laut yang mengerikan bagi Pemkot Mojokerto. Sebanyak 93.200 ribu lebih data kependudukan warga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) setempat terancam terjangkit virus bagi pengguna sistem operasi Windows.
Meski demikian, tak ada pilihan bagi berwenang setempat untuk menangguhkan sistem operasi komputer secara online. "Sistem server kami hidup terus 24 jam penuh dan terhubung secara online dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri," papar Kepala Dispendukcapil Ikromul Yasak, Selasa (16/5).
Baca Juga: Tom Hanks dan Istrinya Rita Wilson, Positif Tertular Coronavirus di Australia
Beredarnya virus ini tak ayal memaksa pihak Dispenduk makin waspada terhadap serangan mematikan aplikasi yang menginjeksi pengguna Windows di puluhan Negara termasuk Indonesia.
"Kita mewaspadai kemungkinan serangan virus dengan mengontak pihak Dirjen Dukcapil. Namun pengaruhnya jika server diserang, maka pelayanan kependudukan seperti pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran akan lumpuh," urainya.
Jangankan diserang, lanjutnya, jika server restart saja butuh dua hari untuk menghidupkannya. "Jika sampai demikian, maka pelayanan kependudukan praktis macet," keluh ia.
Baca Juga: Aplikasi Berbasis Online Permudah Masyarakat Dapatkan Pelayanan Kependudukan
Yasak mengaku optimis dengan sistem shield atau penangkal virusnya. Sebab, sistem pengamanan terpusat di Kementerian Dalam Negeri.
Sementara itu, sejumlah pihak seperti Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan pihak Kantor Pajak setempat juga mengantisipasi dampak serangan dunia maya dengan aplikasi khusus. Mereka mempertahankan data online masing-masing.
Seperti diketahui, dunia internet dihebohkan dengan beredarnya virus WannaCry. Tak kurang dari 150 negara di seluruh dunia kini terjangkit virus ransomware WannaCry yang doyan menyandera data pengguna.
Baca Juga: Kejar Target Jelang Pilkada 2018, Dispendukcapil Kota Mojokerto Rekam KTP di Rumah Pemohon
Di Indonesia, program jahat itu mulai menyerang beberapa rumah sakit sejak Jumat (12/5). Seperti pada dua rumah sakit, Dharmais dan Harapan Kita yang kerepotan karena data dan sistem dikuasai WannaCry.
Penyebaran WannaCry didapuk sebagai serangan cyber terbesar yang pernah ada. Pemerintah Indonesia pun sudah bereaksi dengan mengumumkan berbagai langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah peredaran ransomware WannaCry. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News