Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (14): Sedekah Bumi di Makam Mbah Karimah

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (14): Sedekah Bumi di Makam Mbah Karimah Lokasi Makam Mbah Karimah Wiroseroyo yang asri dan sejuk di dalam Kampung Kembang Kuning. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

MAKAM Mbah Karimah Wiroseroyo berlokasi di Kampung Kembang Kuning Gang Keramat, sekitar 300 meter arah selatan Masjid Rahmat, Surabaya. Alamat lengkapnya di Jl Kembang Kuning Kulon II, Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan. Akses masuknya melalui Jalan Raya Kembang Kuning, masuk ke Gang Kembang Kuning Keramat I, lalu masuk lagi ke Gang Kembang Kuning Kulon II.

Letak makam Mbah Karimah Wiroseroyo tepat berada di dalam permukiman padat penduduk warga Kampung Kembang Kuning. Dengan menempati areal seluas sekitar 400 meter persegi, makam Mbah Karimah Wiroseroyo cukup mampu menampung peziarah hingga ratusan orang.

“Makam Mbah Karimah Wiroseroyo masuk wilayah RW VI yang terdiri dari 17 RT. Sedangkan makam masuk wilayah RT 05,” jelas Suripto, Kuncen makam Mbah Karimah Wiroseroyo.

Ada tiga bangunan utama yang ada di lokasi makam. Yang pertama, sebelah utara dibangun sebuah ruang kelas dan dipakai untuk mengaji anak-anak kampung. Di tengah-tengah adalah lokasi makam Mbah Karimah Wiroseroyo itu sendiri. Di lokasi makam ini terdapat dua makam, yang sebelah utara adalah makam Mbah Karimah Wiroseroyo, satunya lagi makam Mbah Sholeh.

“Mbah Sholeh ini merupakan murid dari Mbah Karimah yang semasa hidupnya sangat setia terhadap gurunya. Apa pun perintah gurunya, pasti akan ia laksanakan dengan sebaik-baiknya,” urai Mbah Surip, sapaan akrab Suripto, kepada Bangsaonline.com.

Kemudian, di sebelah selatan adalah sebuah bangunan musala. Musala yang dibangun dengan model bangunan modern ini bernama Musala Al Karimah, sesuai dengan nama Mbah Karimah. “Musala Al Karimah ini dibangun atas dasar keinginan para peziarah supaya tidak jauh-jauh mengerjakan salat saat waktu salat tiba,“ ungkapnya.

Musala yang berkapasitas sekitar 50 jamaah lebih ini juga sering dipakai oleh masyarakat setempat khususnya warga RT 05 untuk melakukan salat wajib berjamaah. Sedangkan anak-anak yang mengaji di areal makam itu berasal dari berbagai RT tapi masih dalam satu RW. ”Sedikitnya ada 50 anak yang rutin mengaji di areal makam Mbah Karimah ini,” tuturnya.

Makam Mbah Karimah mengalami renovasi sebanyak dua kali yakni pada tanggal 27 Februari 1978 serta tanggal 30 Maret 2002. Renovasi ini termasuk mempercantik areal makam, seperti pembangunan musala serta sarana MCK yang cukup memadai serta bersih.

Meski tidak semuanya menganut Islam, tapi kehidupan warga berlangsung harmonis. Keharmonisan warga Kampung Kembang Kuning akan sangat tampak saat digelarnya tradisi Sedekah Bumi di areal makam. Sudah menjadi tradisi kampung, setiap tahunnya menggelar acara sedekah bumi.

“Dengan tidak memandang agama, selama masih menjadi warga kampung Kembang Kuning maka mereka tidak pernah ketinggalan ikut memeriahkan acara ini. Sedekah bumi merupakan momen kumpul warga untuk berdoa bersama-sama sesuai kepercayaan masing-masing supaya tercipta rasa aman dan nyaman di dalam kampung. Tujuan utamanya adalah untuk keselamatan warga,” tandasnya.

Warga kampung biasanya melaksanakan sedekah bumi ini pada awal bulan Dzulqo’dah atau bulan Selo kalau dalam penanggalan Jawa. "Setiap tahun pasti digelar sebagai ajang silaturahmi warga. Biasanya setiap bulan antara Idul Fitri ke idul Adha semua warga berkumpul jadi satu di sini, berdoa bersama memohon keselamatan kepada Allah," ucapnya. (ian/lan/bersambung)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO