TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Sebagian masyarakat Trenggalek ternyata juga mempunyai pengalaman kurang mengenakkan atas sikap suster atau perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Trenggalek. Kebanyakan mereka menilai bahwa sifat suster atau perawat di RSUD Trengglek judes.
Hal ini tercermin dari komentar netizen saat menanggapi berita BANGSAONLINE.com yang berjudul 'Diremehkan Suster RSUD Trenggalek, Orang Tua Calon Pasien Jantung Berang' di grup Info Seputar Trenggalek (IST).
Baca Juga: Ini Hasil Rakor Komisi IV DPRD Trenggalek dengan OPD Terkait
Komentar tersebut disampaikan oleh netizen berdasarkan berbagai pengalaman yang pernah dialami pasien maupun keluarga pasien selama melakukan pengobatan di rumah sakit plat merah itu. Seperti yang disampaikan oleh salah satu netizen dengan menggunakan nama Joko Amongmitro. Berikut tulisannya:
"Koq mesti JUDES ya, apa tidak rubah petugas RSUD yang ramah yang santun. Saya juga pernah merasakan ketika anak saya sakit. Kejadian sudah lama. Pak bupati tolong di ajari sopan santun, kalau perlu didatangkan kiai, untuk pencerahan hatinya".
Begitu pula disampaikan oleh netizen yang menggunakan nama Arini Kisya di kolom komentar group IST, berikut tulisannya. "Yang di ruangan khusus ibu melahirkan, Masya Allah perawatnya super judes".
Baca Juga: Bupati Arifin Sidak Progres Pembangunan RS Darurat Covid-19 di RSUD dr. Soedomo
Senada dengan Arini Kisya, netizen yang menggunakan nama Erfi Ana di kolom komentar group IST juga menuliskan, "Enek sing sopan, enek sing judes banget. Jan sik iling banget lek nyambut disengap, mesem ra gelem, malah mbesengut".
Terkait hal ini, Humas RSUD Kabupaten Trenggalek Sujiono meminta kepada masyarakat yang mendapati suster judes serta pelayanannya kurang memuaskan saat melakukan perawatan, agar melapor pada pihak manajemen RSUD.
"Saya berharap jika ada suster yang judes, bisa langsung dilaporkan pada kami. Laporan tersebut pasti kita tindaklanjuti," janjinya ketika ditemui di gedung RSUD Trenggalek, Kamis (7/12).
Baca Juga: Angka Pasien Covid-19 di Trenggalek Tembus 1.000 Lebih, Biaya Perawatan Per Pasien 15-50 Juta Rupiah
Namun Sujiono mengingatkan agar laporan dari masyarakat tersebut hendaknya benar-benar valid dan didukung data yang akurat. "Ketika melaporkan hendaknya disertai tanggal dan jam berapa peristiwa itu terjadi. Serta yang lebih spesifik lagi, masyarakat diharapkan merekam dan mencatat nama suster yang judes," imbaunya.
Ketika ditanya terkait banyaknya perawat atau suster di RSUD Trenggalek yang ditengarai judes, Sujiono enggan menjawab. Ia hanya menerangkan bahwa pihak manajemen tiap tahunnya telah menggelar uji kredensial atau uji kompetensi untuk para perawat.
"Dalam uji kompetensi tersebut telah kita ajarkan bagaimana cara memberikan infus pada pasien, bagaimana cara melakukan suntik, serta bagaimana cara berkomunikasi. Ini semua tiap tahun kita gelar," terangnya. (man/ian)
Baca Juga: Masyarakat Tak Perlu Takut, Begini Alur Pengobatan Pasien RSUD Trenggalek di Masa Pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News