KLB Difteri, Bupati Pasuruan Minta segera Dilakukan Pencegahan

KLB Difteri, Bupati Pasuruan Minta segera Dilakukan Pencegahan Bupati Pasuruan H M Irsyad Yusuf SE, MMA.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Bupati Pasuruan H M Irsyad Yusuf SE, MMA meminta kepada Dinas Kesehatan untuk bergerak cepat melakukan antisipasi seiring banyaknya kasus supsect difteri yang terjadi di Kabupaten Pasuruan sepanjang tahun 2017 ini.

Penegasan tersebut disampaikan oleh orang nomer satu di Kabupaten Pasuruan itu saat menghadiri sidang paripurna di gedung DPRD, Senin (12/11).

Baca Juga: Gus Mujib Janjikan Program UHC Berlanjut Jika Terpilih Jadi Bupati Pasuruan

Berdasarkan data Dinkes, jumlah kasus suspect difteri di Kabupaten Pasuruan sebanyak 46 orang dengan rincian tiga orang di antaranya dirawat di rumah Sakit RSSA Malang dan RS Dr Soetomo Surabaya lantaran sudah positif.

“Kita sudah lakukan antisipasi melakukan pencegahan di masing-masing Kecamatan maupun desa,“jelas pria yang akrab dipanggil Gus Irysad ini.

Imbas tingginya kasus inilah, Pemkab Pasuruan pun mengeluarkan status KLB untuk difteri.

Baca Juga: Pjs Wali Kota Pasuruan Resmikan Klinik Pratama Biomedilab, Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pasuruan, Agus Eko Iswahyudi menyampaikan jika kasus demi kasus dugaan difteri itu ditemukan sejak Januari hingga awal Desember 2017 ini. Ia membenarkan jika ada 46 orang yang terindikasi suspect difteri.

“Memang ada tiga yang meninggal. Tapi, belum diketahui apakah karena difteri. Sebab, sebelum diuji-labkan sudah meninggal,” sampainya.

“Sedangkan tiga pasien sedang dirawat di ruang isolasi yang ada di RSSA Malang dan RS Dr Soetomo Surabaya,” tandas dia.

Baca Juga: Dokter Hewan Wajib Miliki Sertifikat Uji Kompetensi

Hal yang sama diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Agung Basuki. “Statusnya KLB. Karena, satu saja muncul kasus difteri itu, maka dinyatakan KLB,” bebernya.

Pihaknya menguraikan, difteri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Dampaknya memang berbahaya, karena bisa menyebabkan penyumbatan saluran pernafasan bahkan hingga menyebabkan kematian.

Untuk mencegah penyebaran penyakit difteri tersebut, sejumlah langkah tengah dilakukan. Selain memberikan antibiotik serta antitoksin kepada warga yang suspect difteri, juga dilakukan pemberikan vaksinasi.

Baca Juga: Turunkan Angka Penderita Kusta di Pasuruan, Dinkes Berikan Pengobatan Gratis

“Langkah-langkah pencegahan kami lakukan. Selain isolasi kasus, penguatan surveilans dalam deteksi dini kasus difteri,” jelasnya.(bib/par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO