MALANG, BANGSAONLINE.com - Di tengah kepadatan penduduk di Kota Malang ternyata masih terdapat warga yang beternak sapi di lingkungannya. Hal ini tentu memerlukan solusi yang tepat bagi peternak sapi dalam hal membuang limbah atau kotoran sapi ternaknya.
Untuk itu melalui program Doktor Mengabdi yang digagas Universitas Brawijaya Malang kampung yang sebelumnya kurang sehat ini kini berhasil disulap menjadi kampung yang sehat dan terang benderang.
Baca Juga: Serahkan SHAT, Bupati Mojokerto Berharap Bantu Permodalan UMKM Pacet
Kampung yang selama ini dikenal dengan produksi kripik tempenya, ternyata dibalik kesibukan warga dalam memproduksi oleh-oleh khas Malang ini. Terdapat sejumlah warga yang memelihara sapi untuk kebutuhan daging di Kota Malang.
Selama ini para peternak sapi ini memang membuang limbahnya ke sungai, melihat hal ini pihak Universitas Brawijaya (UB) memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah atau kotoran sapi tersebut.
Limbah sapi tersebut diolah dan dirubah menjadi Bio Gas yang langsung dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Baca Juga: Lulusan Unibraw Malang Pilih Jadi Pelukis Wajah di SLG Kediri
Moch Bisri selaku Rektor UB kepada sejumlah wartawan mengatakan, dengan program Doktor Mengabdi yang digagas UB akhirnya terwujud, yang mana dari kotoran sapi telah diubah menjadi bio gas. Dengan demikian para peternak sapi tidak lagi repot untuk membuang kotoran sapi ternaknya ke aliran sungai.
"Program Doktor Mengabdi ini melibatkan kurang lebih 1.000 orang dalam membangun Bio Gas di kampung Sanan ini. Dan akhirnya yerwujud sehingha warga di kampung ini dapat menikmatinya, bukan hany untuk keperluan memasak saja tetapi bio Gas ini dapat juga menghasilkan caahaya untuk lampu penerangan, dan komposnya pun bisa di pakai untuk pupuk," tuturnya. (thu/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News