Desa Kayen, Pemicu Debat Seru Puti Guntur vs Emil Dardak

Desa Kayen, Pemicu Debat Seru Puti Guntur vs Emil Dardak Puti Guntur Soekarno saat mengunjungi Desa Kayen.?

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Desa Kayen, Trenggalek, yang menderita stunting atau balita gagal tumbuh, telah memicu perdebatan seru antara Cawagub dengan Cawagub Emil Dardak, di debat Pilkada Jawa Timur, kemarin (Selasa, 10/4) malam.

Bagaimana kondisi warga desa itu, yang masuk kekuasaan Emil Dardak sebagai Bupati Trengalek, hasil Pilkada 2015?

Baca Juga: Gelar Kuliah Umum, Umsida Hadirkan Narasumber DPR RI Komisi X

“Saya mengunjungi Desa Kayen 2 April 2018, selepas siang,” kata Puti Guntur di Surabaya, Rabu (11/4).

Saat itu, Puti Guntur disambut ibu-ibu dan para anak-anak. Mereka bergerombol di salah satu rumah warga. Terjadilah dialog Puti dengan warga.

“Warga di sini senang sekali kalau ada pejabat bisa datang. Apalagi ini yang datang cucunya Pak Karno,” kata Tukinem, warga setempat, menyambut kunjungan cucu Bung Karno tersebut.

Baca Juga: Sahabat Ning Lia Nganjuk Sokong Lia Istifhama Menuju DPD RI

Tukinem mengaku, pejabat yang pernah ke Desa Kayen adalah Mulyadi, saat Bupati Trenggalek. Lalu, Plt. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, yang juga wakil bupati. Arifin menjadi Plt. Bupati setelah Emil Dardak cuti untuk maju menjadi Calon Wakil Gubernur.

Apakah Bupati Emil Dardak pernah berkunjung ke Desa Kayen? “Tidak pernah,” kata Tukinem.

Menurut Google Maps, jarak Pendopo Kabupaten Trenggalek yang menjadi kantor bupati dengan Desa Kayen sepanjang 11,8 kilo meter. Ditempuh mobil, perkiraan 26 menit. Letak Desa Kayen di lereng bukit kecil. Tidak sulit ke sana. Fasilitas jalan juga lancar.

Baca Juga: Sowan ke PWNU Jatim, Puan Maharani Sebut NU Bagian dari Hidupnya

Plt. Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin berkunjung ke Kayen, dan menginap di rumah warga. “Seminggu lalu Mas Ipin (Wabup Nur Arifin) datang ke sini. Menginap di tetangga,” ujar Tukinem.

Pada Puti Guntur, perempuan 56 tahun itu berharap nasib warga diperhatikan. Terutama, kata dia, tersedianya fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan perbaikan gizi bagi balita. “Kalau bisa dibangunkan MCK,” kata Tukinem pada Puti Guntur.

Laporan warga itulah yang mengeram di ingatan Puti Guntur. Ia melihat tidak tersedianya MCK sebagai persoalan vital.

Baca Juga: WTS Jabon Sidoarjo, Jujukan Pemburu Kenikmatan Kuliner di Tengah Sawah, Pernah Disinggahi Mbak Puti

“Makanya, saya singgung di debat kemarin. Kan tidak mungkin diabaikan begitu saja soal kebutuhan dasar seperti, MCK,” kata Puti.

Kekuatan Puti Guntur adalah turun ke lapangan, melihat keadaan dan berdialog dengan warga. Atas temuan fakta di lapangan, Puti Guntur menanyakan komitmen pemerintahan Emil Dardak, sebagai Bupati Trenggalek, di debat Pilkada Jatim kemarin malam.

“Saya tanyakan itu, karena saya temukan di lapangan,” kata Puti Guntur.

Baca Juga: KPU Jatim Ajukan Anggaran Pilgub Rp 1,9 Triliun, DPRD Jatim: Tak Masalah, Asal...

Penjelasan dr. Sugito Teguh, Kepala Dinas Kesehatan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana, yang dimuat media 26 Maret 2018, Desa Kayen termasuk 10 desa yang menderita gizi buruk.

Sembilan desa yang lain, Desa Botoputih, Desa Kayen, Desa Cakul, Desa Jajar, Desa Dawuhan, Desa Kedunglurah, Desa Puru, Nglebo, Ngrandu dan Mlinjon.

Menurut pemerintah pusat, Trenggalek termasuk 100 kabupaten penderita stunting. Menurut WHO, badan kesehatan PBB, angka toleransi belita penderita gizi buruk di satu wilayah sebesar 20 persen dari jumlah balita. Angka stunting di Trenggalek 22 persen. Lebib tinggi dari batas toleransi WHO. (ian/rev)

Baca Juga: Ini 15 Nama Cagub Potensial Jatim 2024 Hasil FGD Political Centre

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO