
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Kemajuan teknologi nyatanya tak menggerus kerajinan gamelan di Jombang. Meski menggunakan bahan baku pelat besi yang tergolong murah, perajin yang satu ini pun masih bisa bertahan.
Sumadi (43), warga Dusun/Desa Jenis Gelaran, Bareng, Jombang sejak delapan tahun terakhir. Di tempat ini, Sumadi dan tiga pekerjanya sibuk membentuk pelat besi menjadi beragam alat musik gamelan.
Dengan telaten, para pria ini menempa pelat besi hingga menjadi alat musik yang menghasilkan suara khas, mulai dari bonang, kenong, gambang, gong, baron, saron hingga kendang.
Sumadi mengaku mulai menekuni kerajinan gamelan sejak tahun 2010 silam. Ia mendapatkan ilmu membuat alat musik tradisional ini saat bekerja di Solo, Jawa Tengah.
"Keinginan saya saat itu harus ada orang yang bisa membuat gamelan di kampung ini," katanya kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (14/4).
Seiring berjalannya waktu, kini gamelan buatan Sumadi banyak diminati pemusik tradisional. Pesanan pun berdatangan, mulai dari Mojokerto, Jombang, hingga Bandung, Jawa Barat.
"Ini saya mengerjakan pesanan dari Bandung," ujarnya.
Untuk membuat satu set gamelan, Sumadi mengaku membutuhkan waktu dua bulan. Itu tak lepas dari cara pembuatan yang masih serba manual. Agar harganya lebih terjangkau, Sumadi memilih menggunakan pelat besi yang didapat dari pasar loakan.
"Harga gamelan satu set Rp 20 juta. Kalau menggunakan bahan kuningan Rp 25 juta," terangnya.
Kendati begitu, kualitas gamelan buatan Sumadi tak kalah dengan gamelan lainnya. Terbukti, pesanan tetap mengalir kepadanya.
Sumadi berharap, ke depan mendapatkan kemudahan akses modal untuk membuat gamelan dengan kualitas lebih bagus. Seperti gamelan Gongso dari Solo yang menggunakan bahan tembaga dan timah.
"Keinginan saya membuat gamelan yang kelasnya lebih bagus, seperti gamelan Gongso. Hanya saja saat ini terkendala dana," tutupnya. (ony/ian)