PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Santri RN (Roudlotun Nursalim) Pasuruan berhasil meraih prestasi 10 besar Jawa Timur. Roudlotun Nursalim menjadi satu-satunya Madrasah yang berprestasi dalam pelaksanaan ujian akhir madrasah berbasis nasional dan berbasis kompetensi atau UAMBN-BK.
Pengasuh Ponpes RN Nyai Hj Nikmah Jamilah Halim tak menyangka santrinya mampu meraih nilai tertinggi di Pasuruan. Menurut Neng Mila, di Pasuruan banyak sekolah unggulan yang berkualitas.
Baca Juga: Calon Wakil Wali Kota Malang ini Sebut Banyaknya Kampus Jadi Potensi Pengembangan Industri
"Seperti lembaga Negeri Bangil, MAN Kraton, dan termasuk MAN Al-Yasini. Alhamdulillah, Siswi Aliyah kami bisa mengalahkan Al-Yasini dan Man Bangil," ucapnya kepada BNGSAONLINE.com, Jumar (4/5).
Ia juga menjelaskan bahwa, sebelumnya para santri tersebut dianjurkan mengamalkan spiritual untuk kelulusan, selama 41 hari sebelum UAMBN-BK. Itu khusus siswa kelas XII Madrasah Aliyah Ibnu Sina. Adapun yang mereka amalkan spiritual tersebut dengan puasa mutih, disertai Doa Hijib Nawawi.
Dijelaskan juga oleh Neng Mila, sapaannya, saat melaksanakan puasa, santri yang menghadapi UAMBN BK tidak boleh makan lauk yang bernafas. Mereka hanya boleh makan tahu, tempe, garam. Bahkan kerupuk juga tidak diperbolehkan, karena mengandung campuran MSG.
Baca Juga: HUT ke-79, Kodim 0819 Pasuruan Gelar Lomba PBB Piala Panglima TNI Tingkat Pelajar se-Pasuruan Raya
"Alhamdulillah santriwati bisa melaksanakan amalan ini dengan baik. Hanya santri putra yang mokel, makanya yang berprestasi dari cewek," ucapnya.
Adapun santriwati yang berprestasi tersebut adalah Anisa Nur Maulidiyah, dengan rata-rata nilai 82 dari mapel yang diuji meliputi Akidah akhlaq, Fiqih, Qurdits, Bahasa Arab dan SKI Sejarah kebudayaan Islam.
Sontak prestasi tersebut menuai apresiasi dari Kepala Daerah Bupati Plt. Riang Kulup Prayuda dan Kepala Kementerian Agama Kab. Pasuruan As'adul Anam.
Baca Juga: Bupati Malang Tinjau Kondisi Bangunan SDN 2 Gonowangi
Kepala Kemenag berpesan supaya siswi tersebut diarahkan ke jenjang perguruan tinggi. Jangan sampai dari pihak lembaga, begitu lepas sekolah lepas juga bimbinganya. Akhirnya siswi agak kesulitan dalam proses kelanjutan studinya.
"Ironisnya lagi kadang siswi tersebut setelah lulus, cepat nikah. Jadi harapan saya, jangan keburu nikah," pungkas As'ad. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News