Baznas Kota Malang Turut Bantu Warga Desa Cemorokandang agar Bebas dari Rentenir

Baznas Kota Malang Turut Bantu Warga Desa Cemorokandang agar Bebas dari Rentenir Ahmad Tegar (13), warga Cemorokandang saat menerima santunan dari Ust. Neyluk Izdiran, disaksikan Ketua Baznas Kota Malang. foto: IWAN/ BANGSAONLINE

MALANG, BANGSAONLINE.com - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang turut prihatin dengan kondisi ekonomi masyarakat Desa Cemorokandang yang banyak terjerat bank thitil alias rentenir. Oleh karena itu, Baznas turut berperan menangkal bank thitil lewat bantuan permodalan lunak yang bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Hal ini disampaikan Ketua Baznas Kota Malang Dr. HM. Fauzan Zenrif, M.Ag usai menyantuni 79 anak yatim piatu dan 108 orang lansia di Masjid Jami' Buring, Cemorokandang, yang merupakan bagian dari Roadshow Baznas menyantuni 1.000 anak Yatim dan 1.000 lansia.

Baca Juga: Baznas Jatim dan Kota Malang Berbagi Ceria Santuni 750 Anak Yatim Piatu

Fauzan Zenrif menjelaskan bahwa pembinaan terhadap warga melalui permodalan lunak tersebut dimulai tahun 2014 silam. "Hal itu dimanfaatkan benar oleh warga desa sini. Terbukti, ada beberapa orang yang terlepas dari keterpurukan atau jeratan bank thitil (rentenir)," jelasnya.

Dari tahun 2014 hingga 2015 Baznas Kota Malang telah membantu sejumlah warga dalam hal permodalan, seperti yang diberikan kepada Bagong bersama 8 orang lainnya. Saat itu Bagong terlepas dari rentenir setelah mendapatkan bantuan modal dari Baznas sebesar Rp 23 juta. "Kemudian sejak tahun 2016 saya sudah berdikari dan modal sendiri," kata Bagong.

Rahmat alias Bagong (41), warga Jl. Sampurno RT 01 RW 2 ini mengakui pernah terlilit hutang di bank thitil. "Saya terasa spot jantung dikejar tagihan hutang. Saya pinjam Rp 1 juta, maka mengembalikannya harus Rp 1,3 ditambah bunganya jika terlambat," cerita Bagong.

Baca Juga: Mantan Ketua Baznas Sesalkan Pembekuan Baitul Maal, Dana Infaq ASN Senilai Rp 3,5 M Jadi Tak Jelas

"Syukur alhamdulillah, dengan adanya pinjaman lunak dari Baznas Kota Malang, kini saya terbebas dari rentenir dan bisa berdikari untuk usaha," sambungnya.

Sementara Mira Ayu P dan Widarsono, pengurus PKKM (pendamping kemandirian kesehatan masyarakat) Kelurahan Cemorokandang mengatakan bahwa saat ini di tempatnya sudah ada tiga lembaga ekonomi untuk mencegah warga terjerat rentenir.

"Ada Koperasi Assalam, Koperasi PKK, serta koperasi tingkat RW. Sehingga secara tidak langsung bank thitil sulit menjangkaunya, meski masih ada saja warga yang tergiur pinjaman di bank thitil walaupun mahal bunganya," pungkasnya. (iwa/dur/rev)

Baca Juga: Soal Pembekuan Baitul Maal, Wali Kota Malang akan Panggil Kepala Baznas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO