KEDIRI, BANGSAONLINE.com - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mengadakan Pelatihan Petani Milenial angkatan ke-II di Kediri, Senin hingga Selasa (2-3/7). Pelatihan ini bertujuan untuk memotivasi dan mentransfer knowledge kepada para petani generasi muda untuk giat berbudidaya tebu.
Ada sebanyak 50 orang petani muda yang ikut dalam pelatihan selama dua hari ini. Petani milenial ini merupakan binaan dari 9 pabrik gula milik PTPN X yang tersebar mulai Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Kediri, dan Tulungagung. Kesemuanya mengikuti materi yang disampaikan oleh petugas tanaman dari PTPN X.
Tak hanya itu, materi tersebut diikuti dengan diskusi tentang peluang bisnis Tebu dan perkembangan potensi Tebu bersama perwakilan APTRI bertempat di Hotel Grand Surya, Kediri.
Acara turut dihadiri oleh Kepala Cabang PT Asuransi Jiwasraya Surabaya, Suhadi. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan tentang dana PKBL sejumlah Rp 25 miliar guna pengembangan kompetensi petani tebu PTPN X.
Direktur Operasional PTPN X, Mustaqim menjelaskan, PTPN X selalu berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan on farm, termasuk secara aktif membina para petani di masing-masing wilayah pabrik gula melalui pelatihan milenial kali ini. Ia berharap pelatihan ini akan menumbuhkan semangat generasi penerus petani tebu yang berkualitas.
"PTPN X memiliki jumlah petani tebu sebanyak 9.000 kelompok tani. Mengingat saat ini sudah terjadi pergeseran kepemilikan lahan tebu dari orang tua kepada anaknya, maka menjadi penting untuk memberikan transfer knowledge kepada petani-petani tebu milenial ini. Pelatihan ini merupakan strategi untuk memotivasi petani muda dalam hal menanam tebu," ungkap Mustaqim di Hotel Grand Surya, Kota Kediri.
Selain melalui pelatihan, upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada petani juga dilakukan melalui penerapan mekanisasi. Penggunaan alat mesin yang sudah dimulai sejak tahun 2011 dan hingga saat ini mengarah pada penerapan mekanisasi penuh.
"Penerapan mekanisasi ini bertujuan untuk membuat pekerjaan on farm lebih efektif dan efisien sehingga pertumbuhan tanaman menjadi seragam. Selain itu, adanya mekanisasi juga membuat kualitas Bahan Baku Tebu (BBT) terdongkrak, yang pada ujungnya semua upaya intensifikasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani," paparnya.
Upaya lainnya adalah melalui pelaksanakan rating varietas yang bertujuan untuk menilai keragaan dan potensi tebu dengan memberikan gambaran langsung kepada petani akan adanya varietas-varietas unggul pilihan lainnya.
Ada sembilan varietas yang memiliki potensi lebih unggul daripada Bululawang yang bisa dipilih petani untuk meningkatkan pendapatan kebunnya sekaligus meningkatkan minat budidaya tebu secara lebih luas lagi. Lima varietas di antaranya adalah hasil rekayasa pemuliaan di Puslit Gula Jengkol.
Selain itu juga disediakan warung tebu sebagai kebun display varietas-varietas tebu unggulan yang dapat dipilih oleh petani, yang sedang dikembangkan di Jombang dan Kediri, disertai dengan penerbitan buku katalognya. Dengan demikian, diharapkan petani akan lebih mudah dalam memilih atau memesan bibit unggul kepada pabrik gula pembinanya, sesuai dengan rencana bulan tanam maupun tipologi lahannya. (rif/rev)