GRESIK, BANGSAONLINE.com - Manajemen PT. Jebe Koko mengumpulkan perwakilan tokoh masyarakat (Tomas), perwakilan warga, serta pejabat musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Manyar, Rabu (25/7/2018).
Manajemen PT. Jebe Koko mengundang mereka ke pabrik untuk melihat uji coba alat pengurang bau. Langkah tersebut dilakukan PT. Jebe Koko untuk menindaklanjuti tuntutan warga saat demo, Jumat (16/7/2018) lalu, yang mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan pabrik akibat aktivitas pengolahan cokelat.
Baca Juga: PT Sentral Harapan Jaya di Gresik Terbakar, Kerugian Capai Rp20 Miliar
Kepada BANGSAONLINE.com, Khumaidi Ma'un, salah satu tokoh Manyar yang diundang menyatakan bahwa dalam pertemuan tersebut manajemen Jebe Koko mengungkapkan bahwa saat ini mesin yang rusak telah diperbaiki.
"Jebe Koko, juga siap memindahkan produk yang sangat bau ke Malaysia. Jadi, alhamdulillah semua tuntutan kami telah dipenuhi," papar mantan Anggota DPRD Gresik ini.
"Jebe Koko juga siap menambah alat yang telah dipesan. Juga siap mengganti media air dengan batubara kalau produksinya masih menimbulkan bau," pungkasnya.
Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, yakni Camat Manyar dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik.
Sekadar informasi, PT. Jebe Koko menghentikan produksinya setelah didemo ribuan warga Manyar Jumat (16/7/2018) lalu. Warga menuntut agar manajemen menghilangkan bau busuk dampak aktivitas pabrik yang selama ini dinilai mencemari lingkungan. (hud/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News