
JAKARTA(BangsaOnline) Pengesahan RUU Pilkada dengan
mekanisme pemilihan oleh DPRD membawa konsekuensi terkait keberadaan institusi
penyelenggara pemilu di daerah. Dengan mekanisme ini maka keberadaan KPUD,
Panwaslu provinsi dan kabupaten/kota tak lagi diperlukan.
"Pilkada kembali melalui DPRD, KPU dan Bawaslu yang bersifat tetap di
daerah tentu tidak diperlukan lagi," tulis Ketua Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Jimly Asshiddiqie dalam akun twitter
miliknya, @JimlyAs, beberapa saat lalu (Jumat, 26/9).
DPR, dini hari tadi, mensahkan RUU Pilkada melalui DPRD. Pengesahan dilakukan
setelah dilakukan voting secara terbuka karena tidak ada tercapai mufakat antar
fraksi-fraksi di DPR. Voting menghasilkan anggota DPR yang menyatakan setuju
pilkada langsung oleh rakyat hanya 135 orang, yang merupakan akumulasi dari
suara anggota DPR Fraksi PDIP, Hanura dan PKB, ditambah lima suara dari anggota
DPR Fraksi Demokrat dan 11 orang dari Fraksi Golkar.
Sementara anggota DPR yang mau pilkada lewat DPRD terdiri dari 226 suara. Suara
ini akumulasi dari anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Golkar, PAN, PKS dan PPP.
Selain lima orang, anggota Fraksi Partai Demokrat dengan jumlah anggotanya
paling banyak memilih walkout saat dilakukan voting.
Bagi Jimly, mekanisme pilkada yang dikembalikan kepada DPRD menunjukkan
kemajuan demokrasi tak berjalan baik.
"Kebijakan negara kita dalam urusan pemilu masih seperti opelet yang
mundur maju dan belok kiri-kanan karena jalanan berlobang," pungkas Jimly
yang mantan Ketua MK.
Baca Juga: Penggugat Pilkada Gresik Minta Coblos Ulang di 7 Kecamatan, Apa Alasannya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News