MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Bulan suci Ramadan bagi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim tampaknya benar-benar full ibadah, baik amalan spiritual vertikal maupun sosial. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu selain banyak silaturahim dengan tokoh juga sering menggelar buka bersama selama bulan Ramadan. Pantauan BANGSAONLINE.com, hampir tiap hari Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu berinteraksi dengan para tokoh, baik lokal, regional maupun nasional.
Pada hari terakhir bulan Ramadan Kiai Asep menggelar buka bersama dengan jajaran Polsek dan Koramil Pacet Mojokerto. “Tadi Wali Kota Mojokerto bersama suaminya juga ke sini,” tutur Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Selasa malam (4/6/2019). Wali Kota Mojokerto yang dimaksud adalah Ika Puspitasari yang dilantik Gubernur Jawa Timur pada 10 Desember 2018 di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Saat pemilihan Wali Kota Mojokerto, Kiai Asep memang banyak berperan membantu kemenangan Ika Puspitasari. Karena itu wajar jika hubungan silaturahim juga terjalin baik dengan wali kota wanita itu.
“Nanti malam Pak Emil kata ajudannya juga mau ke sini,” ungkap Kiai Asep. Sama dengan pemilihan wali kota Mojokerto, Kiai Asep juga banyak berperan dalam pemenangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak saat pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Bahkan Kiai Asep mengaku membantu pendanaan yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah. Tapi Kiai Asep mengaku tak butuh pengembalian dana, apalagi proyek timbal balik. Sebab secara ekonomi, tutur Kiai Asep, baik secara pribadi maupun pengasuh pesantren, sudah lebih dari cukup. Apalagi Kiai Asep dikenal sebagai ulama gemar sedekah. Bahkan tiap hari sedekahnya bisa mencapai puluhan dan ratusan juta rupiah.
“Yang penting tetap ada silaturahim,” tegas Kiai Asep sambil meminum teh. Kiai Asep memang suka meminum teh tawar.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Kiai Asep juga mengaku tak butuh parsel atau bingkisan lebaran dari pejabat . “Paling nilainya berapa,” kata Kiai Asep. Apalagi Kiai Asep sendiri justru lebih banyak memberi bingkisan kepada masyarakat. Kiai Asep bahkan memberi 10.000 bingkisan kepada tujuh warga desa di kawasan pacet, disamping juga memberi bingkisan mukena, baju, kerudung, sarung dan uang ratusan juta di sekitar Siwalankerto Utara Surabaya.
Bahkan, Kiai Asep selalu memberi bingkisan lebaran kepada semua para tamunya baik di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya maupun Pacet Mojokerto.
Kiai Asep lalu minta agar bingkisan dari Wali Kota Mojokerto dibuka dan dimakan para tamu. “Nanti kalau tidak dibuka sekarang nggak ada yang makan,” katanya. Tapi, kata Taufik, sopir Kiai Asep, bingkisan dari wali kota itu sudah dibuka dan dibawa orang-orang. Tinggal minyak goreng.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Sementara saat buka bersama dengan jajaran Polsek dan Koramil Pacet yang kemudian dilanjutkan dengan salat maghrib berjamaah, Kiai Asep sempat memberikan taushiyah.
Menurut dia, ada lima waktu yang istijabah (doa dikabulkan). “Pertama, malam Idul Fitri, kedua, malam Idul Adha, ketiga, malam tanggal 1 Rojab, keempat, malam tanggal 15 Sya’ban, dan kelima, malam Jumat,” ungkap Kiai Asep sembari mengutip hadits. Karena itu Mustasyar PCNU Kota Surabaya itu mengimbau agar jajaran Polsek dan Koramil banyak berdzikir, salat malam dan berdoa kepada Allah SWT. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News