PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sejumlah warga Desa Gempol didampingi Kepala Desa Chamdi meluruk PT. Hestia di Jl. Wonoayu No. 22, Gempol, Pasuruan. Kedatangan warga Desa Gempol untuk meminta pertanggungjawaban kepada pimpinan PT Hestia, terkait limbah busuk yang selama 14 tahun ini dinilai mencemari lingkungan.
Sayang, saat didatangi warga, pabrik sedang cuti operasional. Pimpinan perusahaan pun juga tak ada di kantor. Hanya ada dua security dan beberapa orang pembantu pabrik.
Baca Juga: Warga Komplain Limbah PT Cargill, Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Desak Pertanggungjawaban
Dalam kesempatan itu, warga bersama kades akhirnya melakukan peninjauan ke lokasi pabrik didampingi oleh dua petugas security yakni Ardiansah dan Jarwo. Saat melakukan peninjauan, warga menemukan sumber bau busuk tersebut dari selokan aliran limbah. Selain itu, bau busuk itu juga disebabkan bulu ayam yang hendak dikelola untuk dijadikan mamer dan pakan ternak, serta puluhan ular berbisa yang ada di laboratorium perusahaan.
Sementara Chamdi menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkali-kali memperingatkan pihak perusahaan, tapi tak kunjung ada respons. "Saya peringati tapi gak ada respons. Kurang lebih lima kali mediasi," terangnya kepada BANGSAONLINE.com di lokasi pabrik, Rabu (28/8).
Chamdi mengaku sangat kesal dengan bau limbah pabrik tersebut. Dia bahkan meminta agar pabrik tersebut ditutup dan mengancam akan mengadakan demo besar-besaran.
Baca Juga: Dapat Keluhan dari Warga Beji Terkait Limbah Pabrik, Cagub Luluk Langsung Kunjungi Lokasi
"Pabrik ini harus tutup, lek gak (kalau tidak), ada demo yang lebih besar lagi nanti," pungkasnya. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News