Peringati Kesaktian Pancasila, Bupati Tegaskan Tak Ada Embrio PKI di Madiun

Peringati Kesaktian Pancasila, Bupati Tegaskan Tak Ada Embrio PKI di Madiun Bupati Madiun Ahmad Dawami bersama Forkopimda berfoto dengan latar belakang Monumen Kresek.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Pelajar dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten mengikuti upacara bendera memperingati hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Selasa (1/10) pagi.

Monumen Kresek, yang berada di Kecamatan Wungu, Kabupaten , merupakan monumen yang dibangun sebagai pengingat peristiwa keganasan pada 1948 di .

Baca Juga: Pencurian di Pasar Sindon, BUMDes Sidomulyo Terkesan Acuh

Usai upacara, Bupati Ahmad Dawami menuturkan pada 1948 para pimpinan yang ada di mendeklarasikan Republik Soviet Indonesia dan dijadikan pusat pemerintahan.

"Dimulai pada 18 September 1948 dideklarasikan Republik Soviet Indonesia oleh di , di mana presiden dijabat Muso, Amir Syarifudin sebagai perdana menteri," kata Ahmad Dawami.

Pada saat itu, menguasai instansi pemerintahan di dan sekitarnya. hanya menjadi pusat aksi dan menjadi tempat deklarasi.

Baca Juga: Selama Uji Coba, Operasional KA BIAS Tuai Respons Positif Masyarakat di Daop 7

Namun, penguasaan di tidak berlangsung lama. Pasukan Siliwangi dibantu masyarakat berhasil menumpas di pada 30 September 1948 dan berhasil merebut kembali .

Pada saat peristiwa itu terjadi, di lokasi Monumen Kresek juga dijadikan tempat pembantaian para pejabat pemerintahan, polisi dan juga tokoh Islam. Namun, upaya kudeta kembali terulang pada tahun 1965 dengan gerakan 30 September atau yang dikenal G30S/.

Pada saat itu, enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh.

Baca Juga: Sibuk Kegiatan Kampus? Mahasiswi ini Ajak Jaga Pola Hidup Sehat dan Ungkap Manfaat Jadi Peserta JKN

Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, G30S/ selalu diperingati setiap tanggal 30 September. Selain itu, setiap 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang jasa tujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa ini.

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini mengatakan, bukanlah kampungnya dan nenek moyang warga tidak pernah ada yang berasal dari .

Sederet tokoh-tokoh seperti Musso, Amir Sjariffudin, Soemarsono dan lainnya bukanlah orang asli . Menurutnya, hanya dijadikan tempat aksi kekejaman . "Di tidak pernah ada embrio . Di hanya menjadi pusat aksi para ," jelasnya.

Baca Juga: Peringati Sumpah Pemuda, PT KAI Daop7 Madiun Adakan Lomba Paskibra Tingkat Pelajar

Dawami menambahkan, rencananya akan dibangun monumen Lubang Yudo yang menjadi tempat eksekusi tawanan . Lokasinya sekitar 800 km dari Monumen Kresek. "Tempatnya sekitar 800 km dari sini. Insyaa Allah nanti akan kita bangun monumen Lubang Yudo, sekarang sudah dalam perencanaan dan akan segera dibangun," imbuhnya.

Upacara peringatan Kesaktian Pancasila diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari muspida, muspika, pelajar, pesilat serta keluarga korban

Hadir pula Forkopimda Kabupaten di antaranya Kapolres AKBP Ruruh Wicaksono, Dandim 0803 Letnan Kolonel Czi Nur Alam Sucipto, Kajari Sugeng Sumarsono, dan Ketua DPRD Kabupaten Feri Sudarsono.

Baca Juga: Amankan Aset di Daop 7 Madiun, PT KAI Teken MoU dengan Kejari Tulungagung dan Kediri

Usai upacara, Bupati mengajak para peserta upacara melihat patung dan relief yang menggambarkan kekejaman pada waktu itu. (hen/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO