JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dalam peringatan Hari Guru Nasional 2019 kali ini, guru di Jember berharap ada kenaikan taraf hidup yang manusiawi. Pasalnya kondisinya saat ini, para guru belum mendapatkan standar kehidupan yang layak, terutama guru honorer. Bahkan muncul ungkapan, guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, juga penuh tanda tanya dengan kondisinya saat ini.
Seorang Aktivis Pendidikan Jember Nur Fadli menyampaikan, peringatan hari guru sekarang, para guru khususnya honorer, berharap ada perbaikan kondisinya menjadi lebih layak.
Baca Juga: Ada Biaya Pendaftaran Rp200 Ribu, PGRI Pertanyakan Transparansi Workshop Jember Teacher Fest
"Kalau kondisi guru di Jember ini jauh dari kata standar atau layak. Selain sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, juga penuh tanda tanya. Karena di Jember itu, gajinya saja di bawah rata-rata UMR," kata Nur Fadli saat dikonfirmasi wartawan, Senin (25/11/2019).
Sebagai salah satu contohnya, kata pria yang juga seorang GTT SD ini, anggaran GTT tidak tercantum pada dinas pendidikan dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemkab Jember.
"Oleh karena itu, di hari guru nasional ini kami berharap adanya perbaikan taraf kemakmuran guru. Karena kami sebagai ujung tombak kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jember," ungkapnya.
Baca Juga: PGRI Jember Berharap Pemkab Bisa Upayakan Penambahan Kuota PPPK
Dengan kondisi yang memperihatinkan itu, masih ditambah dengan penempatan guru pengajar yang tidak sesuai dengan kata manusiawi dan layak. "Bayangkan saja, banyak sekolah-sekolah dipinggiran, gurunya yang mengajar hanya 3 orang, bahkan terkadang jarang masuk. Karena mau mengajar, SK bupati penempatannya malah tidak aturan. Terlalu jauh. Lah uang untuk bensinnya bagaimana? Tidak disesuaikan dengan jaraknya, dan honornya jauh dari kata layak," ungkapnya.
Pihaknya berharap, fenomena yang tragis bagi GTT ini menjadi perhatian. "SK penempatannya disesuaikan dengan kondisi kemampuan gurunya, dan jarak yang masuk akal. Bukan seenaknya sendiri," tandasnya.
"Selain itu, pertimbangkan anggaran yang layak untuk kebutuhan para guru, karena kami juga butuh untuk hidup," imbuhnya.
Baca Juga: Puluhan Guru Honorer di Jember Mengadu ke Dewan Pertanyakan Kuota PPPK
Menyikapi pada tahun mendatang memasuki tahun politik Pilkada 2019, Fadli memiliki harapan calon kepala daerah yang memahami persoalan di dunia pendidikan.
"Tapi kita wait and see saja, jadi penonton dulu sementara ini dan berharap ada perbaikan dan dilihat dulu siapa yang membela guru. Kalau yang sekarang, yang jelas guru tidak mendukung kepemimpinannya," pungkasnya. (jbr1/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News