LOMBOK BARAT, BANGSAONLINE.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. Zulkieflimansyah S.E., M.mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Di depan ribuan jamaah Yayasan Maraqitta’limat ia bercerita seorang temannya yang memiliki penghasilan miliaran rupiah tiap bulannya.
“Tapi dokter melarang dia makan nasi,” katanya dalam acara HUT ke-69 Yayasan Maraqitta’limat di Mumben Lauk Lombok Barat NTB, Sabtu (14/3/2020).Dalam acara yang berlangsung lesehan itu juga digelar Haul TGH Zainuddin Arsyad ke-29 dan peringatan Is’ra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Menurut Gubernur Zulkieflimansyah, dokter juga melarang sahabatnya itu mengkonsumsi gula, makanan gorengan dan sebagainya karena menderita penyakit. Menurut dia, kalau sudah sakit seperti itu apalah arti uang miliaran yang didapatkan tiap bulan.
“Jadi bahagia itu bukan karena uang miliaran, tapi karena kita sehat dan bersyukur. Untuk apa kita punya uang miliaran tapi kita dilarang makan nasi,” kata Gubernur Zulkieflimansyah. Ia mengajak masyarakat bersyukur. Menurut dia, jika kita sehat, kita bisa makan apa saja dan bisa menikmati hidup. Dan itulah kebahagiaan.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Karena itu ia mengingatkan tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan, terutama dalam menghadapi merebaknya virus corona.
Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA juga menyinggung soal virus corona yang kini membuat masyarakat dunia panik dan ketakutan, termasuk Indonesia. Menurut dia, dalam hadist disebutkan bahwa dalam menghadapi wabah penyakit umat Islam dianjurkan memperbanyak baca hawqalah. “Baca lahawla walaa quwwata illa billah,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu. Artinya, tiada daya dan upaya dan tiada kekuatan kecuali atas pertolongan Allah SWT.
"Kalau kita banyak membaca lahawla walaa quwwata illa billah, insyaallah selamat," katanya. Kiai Asep menegaskan, menurut hadits, hawqalah ini bisa menangkal 99 penyakit, kejahatan, dan lainnya. Karena itu ia menganjurkan masyarakat, yakni umat Islam, agar selalu membaca hawqalah ini, terutama untuk menangkal virus corona.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Kiai Asep sangat yakin dengan hadits ini. Karena itu saat menyampaikan sambutan pada acara Tahlil dan Pengajian Akbar di Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Kiai Asep kembali menganjurkan baca kalimat hawqalah ini.
"Kita baca terus. Kita perbanyak baca laa hawla walaa quwwata illa billah," pintanya di depan ribuan Muslimat NU.
Seperti diberitakan bangsaonline.com, Kiai Asep sebelumnya melakukan safari silaturahim ke tokoh-tokoh NU di NTB. Kiai milyarder itu didaulat sebagai pembicaa utama di depan ribuan warga Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam acara menghadiri HUT ke-69 Yayasan Maraqitta’limat di Mumben Lauk Lombok Barat NTB, Sabtu (14/3/2020). Dalam acara yang berlangsung lesehan itu juga digelar Haul TGH Zainuddin Arsyad ke-29 dan peringatan Is’ra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Hadir dalam acara itu Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah S.E., M.Sc dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg serta Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB Dr Baiq Mulianah.
Dr TGH Hazmi Hamzar, sesepuh Yayasan Maraqitta’limat, menegaskan bahwa yayasan yang dikelolanya itu terus berkembang. Menurut dia, di beberapa daerah anggota Yayasan Maraqitta’limat semakin hari semakin banyak sehingga tersebar di banyak daerah. Bahkan untuk murid yang bersekolah di bawah naungan Yayasan Maraqitta’limat kini mencapai 5.800 siswa. Gurunya berjumlah 1.300 orang.
“Lulusan Yayasan Maraqitta’limat tersebar di 42 negara,” kata Hazmi Hamzar yang anggota DPRD tingkat I NTB saat memberi sambutan. Karena itu Yayasan Maraqitta’limat tak kesulitan guru bahasa. Para lulusan sekolah atau perguruan tinggi luar negeri itulah yang menjadi pengajar bahasa. Bahasa Jepang, Korea, Inggris, Arab dan bahasa lainnya cukup diajar oleh siswa Yayasan Maraqitta’limat yang lulusan luar negeri.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Dalam acara yang dihadiri para anggota DPR RI, DPRD Tingkat I dan bupati itu, Kiai Asep Saifuddin Chalim didaulat sebagai pembicara utama. Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengungkapkan bahwa majelis pertemuan yang isinya dzikir, shalawat, dan pengajaran ilmu atau pengajian seperti yang digelar Yayasan Maraqitta’limat adalah taman surga. Maka taman surga itu harus dinikmati. “Agar nanti gampang masuk surga,” kata Kiai Asep yang pengukuhan guru besarnya dihadiri Presiden Joko Widodo di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Sruabaya.
“Barang siapa mencari ilmu maka Allah akan mempermudah masuk surga,” kata Kiai Asep mengutip hadits.
Usai jadi pembicara di Yayasan Maraqitta’limat, Kiai Asep meluncur ke tokoh-tokoh NU NTB. Diantar Rektor UNU NTB Dr Biq Mulianah dan rombongan, Kiai Asep menuju kediaman Rais Syuriah PCNU Lombok Barat TGH Mudhar Buchori. Di masjid yang dikelola Tuan Guru Mudhar Buchori itu Kiai Asep sudah ditunggu ratusan siswa dan masyarakat sembari dzikir dan baca shalawat.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim. MA (nomor dua dari kanan) mimpin doa di kediaman TGH Mudhar Buchori (paling kanan). foto: bangsaonline.com)
Kiai Asep kembali memberikan ceramah. “Karena di sini banyak murid, maka saya akan memberikan ceramah pada murid dan nanti baru para orang tua,” kata putra KH Abdul Chalim Leuwimunding, kiai pendiri NU itu.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Di depan para murid itu Kiai Asep banyak memberikan resep mencari ilmu. Diantaranya taqlilul ghida’ alias tak boleh banyak makan. “Kenyang itu mengurangi kecerdasan,” katanya. Selain itu murid harus selalu suci dari hadats alias selalu punya wudlu. “Limudawamatil wudlu’. Karena wudlu itu nurun (cahaya) dan al-ilmu nurun ,” tegasnya.
Ia juga minta agar para murid tarkul ma’asyi (meninggalkan maksiat). Karena maksiat itu sangat mempengaruhi beban psikologis. Selain Itu Kiai Asep minta para orang tua dan murid istiqamah salat malam 12 rakaat plus tiga witir.
Yang menarik, Kiai Asep juga memberikan wiridan agar para murid selalu mudah mencari ilmu. “Baca rabbi zidny ilman 10 kali setiap mau belajar,” katanya.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Kalau ingin cerdas? “Baca Yasami’u ya Basyir 10 kali,” tegasnya. Sedang untuk memperkuat daya ingat Kiai Asep menyarankan para murid membaca sanuqriuka falaa tansaa 10 kali.
Ia juga minta agar para murid tak dibiasakan makan di luar pesantren atau madrasah. “Karena makan di warung di luar pondok, kesucian dan kebersihannya tak bisa dipertanggungjawabkan sehingga hilang keberkahannya,” katanya sembari minta agar para murid selalu membaca al-Qur’an.
Terakhir, Kiai Asep dan rombongan silaturahim ke kediaman Tuan Guru Haji Lalu Muhammad (TGH LM) Turmudzi Badruddin, pengasuh Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah NTB. Rais Syuriah PWNU NTB dan Musytasyar PBNU itu menyambut hangat Kiai Asep Saifuddin Chalim yang didampingi Rektor UNU NTB Dr Baiq Mulianah dan para aktivis NU.
Kiai Asep dan rombongan tiba di NTB Jumat malam (13/3/2020). Ia langsung menuju Pondok Pesantren Al-Masyuriah Bonder yang diasuh Dr Baiq Mulianah menggantikan suaminya TGH Ahmad Tiqiudin Mansur yang kini almarhum. Di pesantren ini Kiai Asep diminta mendoakan para santri yang sudah menunggu lama. "Maaf. Pesawat delay tiga jam," kata Kiai Asep kepada Baiq Mulianah yang ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Sekretaris Mulismat NU NTB.
Malam itu juga Kiai Asep langsung silaturahim dengan para tokoh NU hingga Sabtu sore. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News