Pimpin Salat Malam-Istighatsah, Kiai Asep Turun ke Kampung Bagikan Sembako Korban Corona

Pimpin Salat Malam-Istighatsah, Kiai Asep Turun ke Kampung Bagikan Sembako Korban Corona Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, saat memimpin doa dan istighatsah pada malam Nisfu Sya'ban di kediaman Gus Bara di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Rabu (8/4/2020). Foto: MA/BANGSAONLINE.COM

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Puluhan kiai bersimpuh, mengakui ketakberdayaannya, memohon ampun kepada Allah SWT. Istighfar menggema. Istighatsah bergemuruh membedah langit. Malam Nisfu Sya’ban itu pun jadi khidmat.

Itulah suasana munajat para kiai di kediaman Gus Bara, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (8/4/2020) malam. Mereka bermunajat memohon dengan khusu' agar virus corona atau covid-19 diangkat dan dilenyapkan oleh Allah SWT.

“Kita harus menunjukkan keikhlasan kita. Kenapa harus ikhlas. Karena dunia ini tanggungjawab orang –orang sholeh,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg yang memimpin istighatsah itu. Tampak hadir Prof Dr KH Ridwan Nasir (ketua Yayasan Khadijah dan dosen UINSA Surabaya), Dr KH Muhammad Sujak (Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya), Drs KH Muhammad Roziqi (Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur), KH Muchlis Muhsin (pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Bangkalan), KH Nasir (Madura), Habib Habib Hasyim (Bangil Pasuruan), Habib Abu Bakar (Bangil Pasuruan) dan banyak kiai lainnya.

Juga tampak para bu nyai Muslimat NU. Antara lain: Nyai Hj Fatimah (Sekretaris PC Mulimat NU Kota Surabaya), Nyai Hj Masfufah Hasyim (Wakil Ketua Muslimat NU Surabaya) dan Nyai Aisyah Muhaimin yang juga pengurus Mulimat NU Kota Surabaya.

Sebelum Istghotsah, para kiai salat hajat 12 rakaat dengan enam salam. “Referensi salat malam 12 rakaat ini adalah Kitab Ihya Ulumiddin,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

(Para relawan membantu membagikan beras di kampung-kampung yang dilalui Kiai Asep Saifuddin Chalim. Foto: MA/BANGSAONLINE.COM)

Usai salat hajat itu mereka bersujud, memohon kepada Allah SWT agar covid-19 segera dilenyapkan dari bumi Indonesia dan semua Negara. “Kita berdoa agar corona lenyap dari semua negara. Karena meski corona lenyap dari bumi Indonesia, kalau di negara lain tetap ada akan menularkan lagi ke Indonesia,” kata Kiai Asep saatpai menyampaikan taushiah. “Karena itu kita berdoa semoga corona ini lenyap dari semua negara,” tambahnya.

Yang menarik, sebagai seorang ulama, Kiai Asep tidak hanya ikhtiar batin. Sebelum memimpin salat malam dan istighatsah, pada sore harinya ia turun ke kampung-kampung membagikan sembako dan uang kepada warga terdampak sosial-ekonomi covid-19.

Bersama Muspika (Camat, Kapolsek dan Dandem) Wonocolo ia berkeliling ke kampung-kampung menyedekahkan sebagian hartanya untuk membantu warga yang terdampak sosial-ekonomi covid-19. Ia secara bergantian dengan camat, kapolsek dan dandim membagi sembako kepada warga. "Ini dari Pak Kiai Asep," kata Camat Wonocolo Dr. Denny Christupel Tupamahu, AP, SH, M.Si, M.Mis, M.H, M,Psi kepada warga penerima sembako.

Menrut Kiai Asep, para orang kaya harus peduli terhadap korban covid-19. “Uang Negara itu terbatas. Karena itu kita harus berkontribusi untuk membantu meringankan warga yang terdampak corona,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu.

Menurut Kiai Asep, uang konglomerat lebih banyak ketimbang uang Negara. “Karena itu kepedulian konglomerat itu sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti sekarang,” katanya. Ia menyebut sejumlah konglomerat seperti pemilik PT Maspion, PT Gudang Garam, PT Djarum, dan sebagainya. “Mereka ini harus peduli,” katanya.

Dengan mengutip Hadits, Kiai Asep menegaskan bahwa ada empat pilar utama penopang Negara agar suatu bangsa sejahtera dan makmur. “Pertama, ulama berkompeten yang mengamalkan ilmunya. Kedua, birokrat atau pejabat negara. Ketiga, konglomerat yang dermawan. Keempat, orang miskin,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINELcom usai acara

“Jadi birokrat dan konglomerat itu harus mau mendengarkan dan menerima masukan dari ulama yang mukhlis dan tak punya kepentingan. Pejabat dan konglomerat itu harus menjadikan ilmu ulama sebagai referensi dalam mengambil kebijakan untuk kesejahteraan bangsa,” katanya.

Menurut Kiai Asep, jika ulama, birokrat, dan konglomerat besinergi secara positif, maka orang miskin akan gembira dan sejahtera. Karena para orang miskin itu bisa menikmati kepedulian konglomerat dan birokrat. “Orang miskin akan mendoakan mereka,” katanya. 

Karena itu ia mengingatkan agar birokrat dan konglomerat selalu amanah dan dermawan. Menurut dia, jika tak amanah, maka dampak negatifnya sangat besar bagi bangsa. "Pak Jokowi itu orang baik. Bu Khofifah itu orang baik. Tapi kalau kepala dinasnya main-main dengan manajemen anggaran penangan corona itu pengkhianat bangsa," katanya.

Acara itu diakhiri doa yang dipimpin secara bergantian oleh para kiai, anatara lain: Prof Dr KH Ridwan Nasir, Dr KH Muhammad Sujak, Drs KH Muhammad Roziqi, KH Nasir, KH Muchlis Muhsin, Habib Hasyim dan terakhir Kiai Asep Saifuddin Chalim. 

Acara ini juga disiarkan lewat streaming di youtube. Sehingga bisa diikuti para wali santri dan alumni Pondok Pesantren Amanatul Ummah dari berbagai belahan nusantara dan negara. "Dua anak saya di Mesir bisa ikut salat malam juga," kata Kiai Asep. Para alumni Amanatul Ummah di Maroko, Yordan, China, dan negara lain yang saat ini kuliah juga mengikuti acara salat malam, disamping para wali santri dan masyarakat luas di dalam negeri seperti di Kalimantan, Sumatera, Jawa Barat dan lainnya . (MA)  

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO