BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Beredar informasi perihal dugaan pemotongan dana jasa pelayanan (Jaspel) hingga 10 persen di dua Puskesmas di Bangkalan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan H. Sudiyo membantah adanya pemotongan dana jaspel. Ia menilai pemotongan dana jaspel tak dapat dilakukan, karena pencairan yang dilakukan setiap satu bulan sekali ini dilakukan melalui transfer ke rekening penerima dana jaspel.
Baca Juga: Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Pungli Acara Wisuda, Begini Kata Kepala SDN Benangkah I
"Gak mungkin bisa dipotong 10 persen. Berarti kurang, sedangkan SPJ harus sesuai dengan tanda tangan dan yang ditransfer. Gak ada istilah pemotongan. Yang ada itu, adanya tenggang rasa antara teman di Puskesmas tersebut," jelasnya kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).
Ia mengatakan, bahwa kondisi yang ada di lapangan tidak semuanya tenaga kesehatan berstatus pegawai negeri, THL, atau PDT. Namun ada juga peserta magang yang statusnya tidak mendapatkan gaji.
"Jadi mungkin saja dana jaspelnya disisipkan untuk berbagi dengan peserta magang. Itu bisa saja terjadi, namun bukan atas kebijakan sebuah lembaga. Itu kesepakatan di bawah meja," ujarnya.
Baca Juga: Soal Dugaan Pungli untuk Wisuda, Puluhan Wali Murid SDN Benangkah I Support Sekolah
Sementara itu, sebagai mitra Dinas Kesehatan, Nurhasan selaku Ketua Komisi D DPRD Bangkalan meminta Kepala Dinkes untuk melakukan evaluasi internal apabila benar ditemukan pemotongan jaspel terhadap dua puskesmas tersebut.
"Saya sudah meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan evaluasi internal apakah itu betul atau tidak (ada pemotongan, red). Jika memang benar ada pemotongan jaspel, harus ada sanksi terhadap yang bersangkutan. Terkait sanksinya seperti apa, saya serahkan ke pihak Dinas Kesehatan untuk konsultasi dengan pimpinannya," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News