​SIG Manfaatkan Sampah di Kabupaten Cilacap Sebagai Bahan Bakar Alternatif

​SIG Manfaatkan Sampah di Kabupaten Cilacap Sebagai Bahan Bakar Alternatif Luhut Binsar Pandjaitan (tengah berbaju putih) saat menekan tombol tanda peresmian operasional pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel). (foto: ist).

"SIG ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," pungkasnya.

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyampaikan bahwa penerapan teknologi RDF merupakan upaya untuk meningkatkan pengelolaan persampahan di Indonesia dan diharapkan agar pilot project ini bisa menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia yang selama ini masih menjadi permasalahan pelik.

"Harus ada terobosan dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pengelolaan sampah kota/kabupaten kepada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, di mana sampai saat ini keberadaannya selalu menjadi masalah, baik lingkungan maupun sosial. Semoga teknologi yang dibangun di ini selanjutnya bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya," ujar Luhut.

Sekadar informasi, fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu yang pertama di Indonesia ini merupakan milik Pemda Kabupaten (Dinas Lingkungan Hidup) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Denmark melalui Program ESP3, Pemprov Jawa Tengah, hingga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, serta SBI yang ditunjuk sebagai operator, untuk mempersiapkan sumber daya manusia melalui pelatihan, dan offtaker produk RDF.

Fasilitas pemanfaatan sampah perkotaan atau Municipal Solid Waste (MSW) menjadi RDF yang terletak di TPA Jeruklegi, Kabupaten ini, dibangun di atas lahan seluas 1 hektare dan mampu mengolah limbah sampah domestik sebesar 120 ton per hari yang dapat menghasilkan 60 ton RDF per harinya. Sebanyak 60 ton RDF per hari itu, diakui mampu menggantikan 40 ton batu bara per hari. (hud/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO