Kebanjiran, Padi Di Sekitar Migas Bojonegoro Terancam Gagal Panen

 Kebanjiran, Padi Di Sekitar Migas Bojonegoro Terancam Gagal Panen TERENDAM: Salah satu patani di sekitar Migas Bojonegoro menunjukan tanaman padi yang terendam banjir. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Sedikitnya 50 hektare persawahan yang ditanami padi di sekitar ladang minyak dan gas bumi (migas) Blok Cepu di Bojonegoro tergenang banjir. Tanaman padi yang rata-rata berumur 2-3 bulan. Akibat terendam air banjir, tanaman padi itu terancam gagal panen.

Persawahan yang tergenang banjir di antaranya di kawasan Desa Cengungklung, Kecamatan Gayam, sekitar 20 hektare. Selain itu, persawahan di kawasan Desa Sudu, Kecamatan Gayam, seluas 20 hektare dan persawahan di Desa Beged, Kecamatan Gayam, seluas 10 hektare.

Baca Juga: Rawan Banjir, 4 Kecamatan di Bojonegoro Ditetapkan Kampung Siaga Bencana

Tanaman padi di Desa Cengungklung dan Sudu terendam banjir setinggi satu meter. Banjir berasal dari luapan Kali Warak, anak Sungai Bengawan Solo, yang mengalir di Kecamatan Gayam.

Selain itu, lahan tanaman padi lainnya terendam banjir luapan Kali Bendo. Banjir disebabkan adanya kiriman air cukup deras bercampur lumpur dari wilayah selatan Bojonegoro. Sehari sebelumnya wilayah Bojonegoro diguyur hujan cukup deras selama tiga jam lebih.

Menurut Trimo, 52, tanaman padinya yang berumur tiga bulan di lahan sawah seluas dua hektare terendam banjir setinggi perut. Padahal, kurang dua minggu lagi tanaman padinya itu siap dipanen.

Baca Juga: Pemkab Dituding Tak Peka, Peneliti Lingkungan Sebut Bojonegoro Sedang Krisis Iklim

“Kalau terendam banjir begini bisa gagal panen. Kalau pun panen hasilnya pasti merugi,” ujar petani asal Desa Cengungklung, Kecamatan Gayam tersebut.

Menurutnya, tanaman padi yang tergenang banjir selama dua hari menyebabkan batang dan bulir padi membusuk. Bulir padi yang terlalu banyak mengandung air juga kualitasnya kurang bagus. Akibatnya, hasil panen yang kedua kali ini tidak terlalu bisa diharapkan.

“Kalau terendam banjir harga jual gabah hasil panen pasti merosot. Kalau normal harga jual gabah saat ini di kisaran Rp3.600 per kilogramnya, maka harganya akan jeblok di bawah harga itu,” ujarnya.

Baca Juga: Ribuan Rumah hingga Jalan Nasional Bojonegoro - Surabaya Tergenang Banjir

Padahal, Trimo mengeluarkan biaya tanam yang tidak sedikit pada masa tanam kedua ini. Yakni untuk biaya tanam per hektare sebesar Rp600.000, biaya traktor sebesar Rp800.000, biaya merawat tanaman padi sebesar Rp400.000, dan biaya pemupukan sebesar Rp1 juta. Biaya tanam per hektare sawah sekitar Rp3 juta. Sehingga kalau biaya tanam sawah dua hektare mencapai Rp6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO