>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.. Kirim WA ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<
Pertanyaan:
Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?
Assalamualaikum wr.wb. Kiai Imam yang saya hormati, kenalkan saya Ana umur 36 tahun. Saya memiliki suami yang mempunyai barang semacam jimat berupa kumis harimau. Suami saya bekerja sebagai kuli. Setiap kali kumis harimau itu diberi minyak wangi, seberat apapun pekerjaan bisa dia lakukan.
Pada suatu saat suami mengalami depresi. Dia mengamuk seperti harimau. Kemudian ada yang mendatangkan orang. Saya tidak tau apakah dia dukun atau kiai. Kumis harimau itu kemudian diambil dan dibakar. Seuami saya menjadi sering kumat depresinya dan merasa lemah tidak kuat lagi bekerja berat. Apakah salah tindakan yang saya ambil?
Mohon penjelasannya dari sisi agama Islam. Terima kasih jawabannya. (Ana - Lamongan)
Baca Juga: Skema Murur, Mabit di Muzdalifah Wajib atau Sunnah Haji? Ini Kata Prof Kiai Imam Ghazali Said
Jawaban:
Waalaikummussalam wr.wb. Awal, saya minta ibu untuk bersabar dan selalu mendekatkan diri pada Allah SWT. Kemudian soal khasiat kulit, bulu, kumis, dan organ harimau dalam beberapa literatur Arab, Persia dan Jawa, -dengan teknik tertentu- disebutkan bisa menguatkan, baik fisik maupun phsychologis.
Baca Juga: Minta Kebijakan Murur Dievaluasi, Prof Kiai Imam Ghazali: Hajinya Digantung, Tak Sempurna, Jika...
Jika khasiat benda yang tak terjangkau akal ini mengarah pada pengabaian kekuasaan Allah, maka benda tersebut berpotensi menjadi sarana syirik. Mungkin tujuan "orang pintar" membakar kumis harimau milik suami ibu itu demikian.
Hanya, jangan menghindar dari potensi syirik, tapi menuju ke syirik lain, apapun bentuk, teknik, dan sarananya. Ingat, syirik adalah dosa yang terampuni.
Allah berfiman: "Sungguh Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Ia mengampuni dosa selain syirik bagi yang Ia kehendaki" (Qs al-Nisa': 48 ).
Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?
Saran saya, ibu tidak perlu terlalu memikirkan kumis harimau yang sudah sirna itu. Berusahalah mencari nafkah secara normal seperti yang dilakukan oleh umumnya manusia. Yang paling penting, usaha itu halal. Usaha itu, seharusnya diikuti dengan zikir dan doa pada Allah, agar usaha ibu dan suami itu berkabul dengan rizki yang berkah dan manfaat.
Baiknya, setiap selesai salat berzikir dan berdoa seperti kebiasaan umumnya kaum Muslim. Jangan lupa baca ayat kursi, surat al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas. Semoga ibu sekeluarga hidup bahagia, dengan rizki yang berkah dan manfaat. Wallahu a'lam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News