Pasar Macet, Tiap Hari Ada Orang Meninggal, Warga Arosbaya Pakai Masker Rangkap Tiga

Pasar Macet, Tiap Hari Ada Orang Meninggal, Warga Arosbaya Pakai Masker Rangkap Tiga Situasi Pasar Arosbaya Bangkalan. Banyak warung makan tutup, mereka hanya melayani untuk bungkus, tidak makan di tempat. foto: Subaidah/ BANGSAONLINE.c

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Aktivitas ekonomi macet di Kecamatan Madura sejak terjadi lonjakan kasus . Warga sangat ketakutan karena wabah menyerang kawasan Madura wilayah utara itu secara telak dan drastis. Warga memilih tak keluar rumah kecuali sangat terpaksa. 

Wartawan BANGSAONLINE.com di , Subaidah dan Fauzi, melaporkan bahwa toko-toko banyak yang tutup di . Pasar otomatis macet. Bahkan bank dan toko swalayan juga tutup. Hanya ada beberapa pedagang kaki lima yang buka. Seperti penjual nasi goreng. Itu pun yang beli tak makan di tempat, tapi dibungkus dibawa pulang.     

Di bahkan banyak sekali orang meninggal dunia belakangan ini. “Di kampung saya saja kemarin ada 6 orang meninggal, tak tahu di kampung sebelah. Tiap hari ada orang meninggal,” kata Lisa Muyassir kepada BANGSAONLINE.com pagi ini, Kamis (10/7/2021). Bahkan, tutur Lisa, dalam satu keluarga ada dua atau tiga orang meninggal.

Lisa mengaku tak tahu apakah mereka meninggal semuanya akibat . “Tapi orang meninggal di kampung tiap hari. Tak seperti biasanya. Sampai bapak saya heran. Seumur hidup, kata bapak saya, baru kali ini menemukan situasi dan wabah seperti ini,” jelas Lisa.

Lisa dan keluarganya mengaku benar-benar ketakutan. “Saya sekarang tak pernah keluar kalau tak penting sekali,” kata Lisa yang sehari-harinya biasanya berjualan baju di Pasar . “Paling saya keluar hanya beli ikan (untuk masak) dan langsung pulang,” tambahnya.

Bukan hanya Lisa. Semua warga , menurut dia, sekarang lockdown sendiri. “Mereka semua isolasi sendiri. Padahal dulu kalau ada orang pakai ditertawakan. Sekarang mereka (pakai ) rangkap dua, rangkap tiga. Saking takutnya,” kata Lisa. Kali ini Lisa tertawa.

Menurut Lisa, sekarang sepi. Padahal daerah ini dulu menjadi arena pelesir dan tempat nongkrong anak-anak muda dari berbagai desa bagian utara.

“Sepi sekali. Apalagi sekarang banyak polisi dan tentara berjaga,” tutur Lisa.

Lisa mengatakan, sekarang warga sadar bahwa benar-benar ada. Padahal dulu, kata Lisa, mereka tak percaya. Menurut dia, kasus meledak di sehabis tellasen topak (lebaran ketupat).

“Sebelumnya banyak sekali oreng aremoh (punya hajat resepsi pernikahan dan sebagainya). Saya sehari sampai menemukan 6 bubuwan (buwuhan),” katanya. Otomatis terjadi kerumunan besar di mana-mana.

Tapi kini kondisinya beda. “Sekarang orang takut sendiri. Isolasi sendiri. Dan mereka tak berani keluar rumah,” kata Lisa yang berkali-kali minta didoakan agar selamat dan pandemic di kampungnya cepat berakhir.

Pantauan BANGSAONLINE.com, sebelum terjadi lonjakan drastis kasus di , terutama , memang orang-orang di Madura banyak yang tak percaya terhadap . Bahkan saat BANGSAONLINE.com ke Madura ada orang bertanya, “Apa benar itu ada.” Ia tampak tak percaya ada pandemi . Karena itu mereka tak pakai . Bahkan siapa pun yang pakai saat itu terasa asing di Madura karena sendirian.

Kini wabah tak hanya menyerang , tapi juga Desa Klampis, tetangga desa sebelahnya. Di desa ini lonjakan kasus dikabarkan melonjak drastis.

Lalu bagaimana sikap para bupati di Madura, terutama di ? Menurut salah seorang warga, selama ini memang tak ada langkah konkret dan masif dari Pemkab untuk sosialiasi penyadaran masyarakat.

Pantauan BANGSAONLINE.com saat ke , hanya ada spanduk kecil di beberapa tempat yang bersifat imbauan. Misalnya di Rumah Makan Amboina ada spanduk ukuran sekitar 50 cm.

“Karena selama ini tak ada kasus yang menyolok ya tak ada langkah apa-apa. Tak ada sosialiasi,” tutur seorang di . Para bupati itu baru terkaget-kaget setelah kasus meledak di daerah yang dipimpinnya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung bergerak ketika di terjadi ledakan tinggi kasus . Bhkan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pos langsung penyekatan dan tes rapid antigen di Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Selasa (8/6/2021) lalu. Pada kesempatan itu, Menkes didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Abdul Latif Amin Imron, dan sejumlah pejabat dari Pemprov Jatim.

Tiba di pos penyekatan itu, rombongan Menkes langsung disambut oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Ganis Setyaningrum. Turun dari mobil rombongan, mereka langsung diskusi. Wali Kota Eri juga sempat menyampaikan perkembangan penyekatan di pos Suramadu sisi Surabaya itu.(tim) 

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO