Tungau Serang Ratusan Hektar Tanaman Cabai di Dawar Blandong Mojokerto

MOJOKERTO (BangsaOnline) - Derita di Kecamatan Dawar Blandong, Kabupaten Mojokerto bertumpuk. Pasalnya, musim panen cabai kali ini tidak hanya berbarengan dengan musim penghujan yang berimbas pada kualitas tapi juga persoalan serangan hama.

Tak ayal, musim panen kali ini harga panen cabai diperkirakan bakalan hancur. Tanda-tanda serangan hama pada tanaman cabai ini sudah dirasakan petani sejak dua minggu yang lalu. Tanaman yang telah berusia tiga minggu lebih sudah tampak muncul gangguan di bagian buah dan batang. Buah cabai yang telah berwarna merah diketahui banyak yang mengalami kebusukan.

Baca Juga: Ironis, Harga Cabai Mahal, Petani di Kediri Justru Merugi Akibat Tanaman Terserang Hama Patek

’’Tahu-tahu sudah busuk. Mungkin ini karena hama,’’ ungkap Kani, asal Desa Desa/Kecamatan Dawar Blandong.

Kebusukan cabai itu hampir merata di wilayah tanam cabai di Dawar Blandong. Jadi, buah yang hampir matang tahu-tahu telah berubah coklat dan kemudian membusuk. Luasan area yang terserang hama mencapai ratusan hektar.

Petani ini menyebutkan, serangan hama yang diduga berupa tungau ini menyerang batang dan buah. Pada batang, hama menyerang akar dan batang sehingga setelah diserang batang tanaman ambruk dan gagal panen. Sedangkan, pada buah, tungau menyebabkan buah yang telah memerah berubah warna menjadi coklat dan kemudian membusuk.

Baca Juga: Babinsa Ujungpangkah Gresik Respons Kendala Petani Akibat Melonjaknya Harga Cabai di Wilayah Binaan

’’Kalau hama ini terus seperti ini, bisa gagal panen,’’ tandasnya.

Saat ini, harga jual panen cabai di Dawar Blandong masih jelek. Diungkapkannya, per kilogram cabai merah masih dihargai Rp 25 ribu. Sedangkan, untuk cabai hijau hanya dihargai Rp 10 ribu per kilogram oleh tengkulak. Dirinya mengaku, masih sedikit memanen cabai karena terserang hama.

’’Harus dipilihi, otomatis panenannya sangat sedikit,’’ tambahnya.

Baca Juga: Cuaca Buruk dan Hama, Petani Cabai di Kabupaten Blitar Gagal Panen

Sementara itu, lainnya, Sunarto mengatakan serangan hama tersebut bersamaan dengan tingginya intensitas hujan di Utara Brantas. Hujan yang turun tiap sore diperkirakan mendukung tumbuh kembang tungau.

'’Sampai sekarang kami belum beri obat apa-apa karena tidak tahu obat apa yang cocok. Takutnya, kalau salah obat tanaman bisa gagal panen semua,’’ katanya.

Untuk diketahui, menurut petani setempat tanaman cabai pada lahan seluas satu hektar membutuhkan biaya tanam sebesar Rp 4 jutaan. Sedangkan, hasil panen dengan harga yang rendah akibat serangan hama dan cuaca, diperkirakan hanya sebesar 300 Kg. Jumlah itu Rp 3 juta untuk 3 kali panen. 

Baca Juga: PKS Jatim Siap Kawal Program untuk Sejahterakan Petani Garam dan Cabai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Petani Cabai di Mojokerto Kaya Mendadak, Borong Motor Hingga Mobil':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO