Puluhan Ormas di Gresik Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Puluhan Ormas di Gresik Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Gabungan ormas di Gresik saat demo di depan kantor Pemkab Gresik. (syuhud/BANGSAONLINE)

GRESIK (BangsaOnline) - Puluhan massa gabungan beberapa Ormas (organisasi kemasyarakatan) di Kabupaten Gresik yang mengatasnamakan diri "AMPERA" (amanat penderitaan rakyat) melakukan demo di tepi jalan raya depan kantor Pemkab Gresik, Rabu (1/5). 

Mereka menolak kebijakan Presiden RI, Joko Widodo yang kembali menaikkan harga (bahan bakar minyak) sebesar Rp 500 per 1 April. "Tolak, tolak, kami dengan tegas menolak kenaikan harga , karena membuat masyarakat makin sengsara," kata Farid, salah satu perwakilan pendemo saat lakukan aksi.

Para pendemo sendiri dalam melakukan aksinya mengusung beberapa spanduk dan poster. Di antaranya bertuliskan, " naik rakyat tercekik, kenaikan biang harga pokok naik, rakyat jangan terus ditindas Pak Presiden dan lainnya".

Menurut Farid, kebijakan Presiden RI ke-7, Joko Widodo menaikkan harga , merupakan kebijakan arogan. Kebijakan itu tidak pro-rakyat. Sebab, Joko Widodo baru saja dilantik menjadi Presiden sudah banyak melakukan penindasan terhadap masyarakat dengan membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat. "Kenaikkan harga yang sudah 2 kali dilakukan Joko Widodo dengan kompensasi memberikan kartu-kartu seperti kartu sehat yang hingga sekarang belum jelas manfaatnya, jelas bukti kalau presiden telah menyengsarakan rakyat, " jelas Farid.

Mengapa? Lanjut Farid, karena kebijakan kenaikan itu sangat berdampak luas terhadap masyarakat. Karena kenaikan mengakibatkan semua kebutuhan pokok ikut naik. "Masyarakat, khususnya ibu-ibu banyak yang mengeluh dan merasa berat atas kenaikan harga-harga kebutuhan pokok," terangnya.

Selain itu, kenaikan tersebut juga akan berimbas terhadap sektor lain, seperti sektor pendidikan, kesehatan dan sektor lain yang menjadi komoditas masyarakat.

Untuk itu, AMPERA menuntut kepada semua jajaran pemerintah agar respek terhadap dampak kenaikan . AMPERA menuntut empat hal. Pertama, nasionalisasi aset negara yang hingga sekarang masih dikuasai pihak asing. Kedua, hapus hutang luar negeri yang jumlahnya terus bertambah untuk kepentingan para elite birokrasi. Ketiga, turunkan harga kebutuhan pokok. Dan keempat, naikkan upah buruh karena masih jauh dari kebutuhan hidup sejahtera.

Baca Juga: Gandeng UPT Metrologi Legal Sidoarjo, Polisi Cek SPBU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO