PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dampak wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) benar-benar dirasakan para peternak. Mereka, khususnya peternak sapi, menjerit karena pendapatannya menurun drastis akibat penyebaran virus PMK.
Seperti yang dirasakan Maisaroh, salah satu peternak sapi perah asal Dusun Krajan, Desa Balonganyar, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Perempuan cantik ini mengaku kelabakan sejak PMK menyerang satu per satu sapi miliknya.
Baca Juga: Catat Vaksinasi Tertinggi Nasional Sepanjang 2022-2023, PMK di Jatim Berhasil Dikendalikan
"Di kandang saya ada 15 sapi, terkena (PMK) semua mas. Sumpek jadinya saya, Mas," keluhnya saat ditemui wartawan HARIAN BANGSA di kandang sapi miliknya, Kamis (9/6/2022).
Ia mengungkapkan sudah mencoba segala usaha medis, dengan memberikan obat-obatan kepada sapi peliharaannya. Namunnya, hasilnya nihil.
Menurut Maisaroh, virus PMK berdampak pada produksi susu sapi miliknya, yang menjadi sumber pencaharian utama. Sebelum ada wabah PMK, dia bisa mendapat 30 liter susu sapi per hari, bahkan lebih. Namun saat ini, ia hanya bisa memeras kisaran 3 hingga 5 liter susu per hari.
Baca Juga: Dwi Lifi Mahar Ungga, Tak Kenal Lelah Beri Layanan IB pada Masyarakat
Padahal, susu yang dihasilkan merupakan sumber pendapatannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. "Buat ngirim (uang untuk) anak di pondok ya dari hasil susu ini, Mas. Kini, sapi sakit semua, apa yang dibuat tanggungan mas," keluh Maisaroh.
Karena itu, dia berharap agar pemerintah segera memperhatikan kondisi peternak dengan memberikan solusi konkret.
Keluhan itu ditanggapi oleh Politikus Senior Partai Golkar Kabupaten Pasuruan, Udik Januantoro. Ia mendesak Pemkab Pasuruan bergerak cepat menanggulangi virus tersebut.
Baca Juga: Warga Dusun Rawi Timur Pasuruan Tuntut Kompensasi Air Bersih Kepada Perusahaan Ternak
"Pemerintah itu jangan nunggu lama, harus action dengan kondisi saat ini," kata Mantan Anggota DPRD Pasuruan tersebut.
Udik berharap pemerintah segera mengadakan penyemprotan disinfektan massal. Serta memberikan vaksin atau obat-obatan untuk mencegah penyebaran virus PMK.
"Sebab kalau tidak segera mengambil langkah cepat, korbannya para peternak sapi akan kehilangan mata pencaharian," cetusnya.
Baca Juga: Soal Wabah LSD, DPRD Pasuruan Segera Panggil Dinas Peternakan
Dia mengungkapkan, produksi susu sapi di Kabupaten Pasuruan menurun drastis sejak adanya wabah PMK. Dari sebelumnya 300 ton atau 300 ribu liter per hari, kini tinggal 100 ton per hari atau 100 ribu liter.
"Kalau ini tidak segera ditangani, tidak hanya sapinya yang gak makan, orangnya pun gak bisa makan, Mas," tegas Udik.
Diketahui, wabah PMK sudah menyerang sejumlah kecamatan di Pasuruan. Selain Kecamatan Lekok, juga Kecamatan Tutur, Lumbang, Nguling, Puspo, Purwodadi. Serangan virus ini hampir merata ke sejumlah wilayah Pasuruan yang punya ternak sapi.
Baca Juga: Puluhan Sapi di Kabupaten Pasuruan Terserang LSD
Terkait hal ini, HARIAN BANGSA belum bisa mengonfirmasi pihak Pemkab Pasuruan. Wakil Bupati Pasuruan Abdul Mujib Imron belum merespons saat dihubungi via selulernya, Kamis (9/6/2022). (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News