Kontroversi Mardani dan Marwah PBNU: Ingat Kasus SDSB Ghaffar Rahman-Kiai Ali Yafie

Kontroversi Mardani dan Marwah PBNU: Ingat Kasus SDSB Ghaffar Rahman-Kiai Ali Yafie Mardani Maming usai diperiksa di Gedung KPK Jakarta, 2 Juni 2022. Foto: Antara

Maka jadi pengurus NU harus diniati mengabdi dan melayani (khaddam). Bukan untuk berkuasa. Apalagi menghalalkan segala cara.

Kenapa? Karena NU didirikan para masyayikh mukhlis. Bahkan para waliyullah. Sebagai instrument perjuangan: Aswaja. Bukan kendaraan politik untuk cari kekuasaan dan keuntungan pribadi. Apalagi sekedar ingin jadi komisaris.

PELAJARAN KASUS GHAFFAR RAHMAN DAN KIAI ALI YAFIE

Saya lalu ingat ketika Gus Dur awal menjabat ketua umum PBNU. Saat itu terjadi kasus heboh. Sekjen PBNU, Ghaffar Rahman, menerima bantuan senilai Rp 50 juta dari Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB). 

Bantuan itu diberikan kepada madrasah milik Kiai Junaidi di Tuban, Jawa Timur. Sekali lagi, bantuan itu diberikan kepada madrasah. Bahkan madrasah kecil. Bukan untuk pribadi.

Tapi reaksi KH Ali Yafie – seperti dtulis Hamzah Sahal di Tirto.id - sangat keras. Kiai Ali Yafie tak bisa menoleransi institusi NU terkait dengan perjudian. Kiai Ali Yafie yang saat itu Pejabat Sementara Rais ‘Am Syuriah PBNU mengundurkan diri pada Musyawarah Nasional (Munas) di Bandar Lampung pada 21 Januari 1992.

Sekali lagi, Kiai Ali Yafie mengundurkan diri. Bukan gertak sambal. Apalagi ingin digandoli.

PBNU pun bersikap tegas. Minta Ghaffar Rahman mundur dari Sekjen PBNU. Bahkan uang sumbangan Rp 50 itu juga dikembalikan.

(KH Ali Yafie. Foto: istimewa)

Kiai Ali Yafie juga sempat minta Gus Dur mundur. Tapi para kiai tak sepakat. Akhirnya Kiai Ali Yafie tetap mundur. Namun hubungan Gus Dur dan Kiai Ali Yafie kemudian membaik. Kiai Ali Yafie tetap di NU. 

Seperti ditulis Ayunk Notonegoro, Kiai Ali Yafie hadir pada pembukaan Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya. Tahun 1994. Kepada publik, Kiai Ali Yafie menyatakan bahwa NU tak pecah. Tapi ada perbedaan yang tak bisa dijembatani. Suatu pernyataan yang bijak.

Bahkan di arena Munas, seperti dilaporkan Tempo (1 Februari 1992), Gus Dur berterima kasih kepada Kiai Ali Yafie karena telah mengabdi untuk NU dengan ikhlas. Gus Dur yang sudah mengenal Ali Yafie sejak 1970-an menyatakan keprihatinannya atas perselisihan tersebut. “Dalam hati saya menjerit pada Allah, kenapa ini terjadi. Tapi roda organisasi harus jalan terus,” kata Gus Dur seperti dikutip Tempo.

Memang, banyak kesaksian bahwa Gus Dur lah yang awalnya menyosialisasikan nama Kiai Ali Yafie. Hamzah Sahal menulis bahwa intelektual muslim kesohor, Nurcholish Madjid (Cak Nur), dalam buku 70 Tahun KH. Ali Yafie, di paragraf pertama mengingat orang yang pertama kali mengenalkan dirinya dengan Ali Yafie adalah Gus Dur.

“Pertama kali saya mendengar tentang tokoh Kiai Ali Yafie dari Gus Dur. Pada saat itu, awal 70-an, saya rasakan adanya hubungan yang sangat khusus antara Gus Dur dengan Kiai Ali Yafie. Paling tidak, hubungan itu berupa sikap kagum dan penghargaan yang tulus dari Gus Dur, seorang tokoh muda yang namanya mulai meroket, kepada kemampuan ilmiah keagamaan kiai dari Sulawesi Selatan itu,” begitu Cak Nur menulis.

Kesaksikan Cak Nur atas perhatian Gus Dur pada Kiai Ali Yafie juga dibenarkan oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus). “Yang ‘menjelaskan’ sosok Kiai Ali Yafie di banyak kesempatan, ya, Gus Dur. Salah satu pekerjaan Gus Dur memang begitu, mengenalkan tokoh-tokoh hebat seperti Allahu yarham Kiai Sahal [Mahfudh], bahkan banyak tokoh lain,” ungkap Gus Mus kepada saya (Hamzah Sahal-Red).

Demikianlah, perbedaan dalam tubuh NU sangat lumrah. Tapi ketika menyanngkut masalah prinsip “kiai NU sejati” tak kenal kompromi. Apalagi menyangkut marwah NU.

Semoga kita bisa meneladani sikap rasa memiliki NU seperti para kiai tersebut. Termasuk dalam menjaga marwah NU. Paling tidak, kita berharap, semoga masih ada kiai atau ulama yang punya ghirah ke-NU-an seperti Kiai Ali Yafie dan Gus Dur. Bahkan juga tokoh NU yang lapang dada seperti Ghaffar Rahman. Wallahua’lam bisshawab. (M Mas’ud Adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO