NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Joko Kutowo Kasek SMPN 4 Nganjuk dianggap kurang bijak dalam memimpin sekolah. Dua guru di sekolah tersebut, Supriyanto dan Heri Santoso masing-masing pengajar bidang study olah raga dan fisika melakukan aksi protes dengan menuangkan tulisan dengan kata-kata pedas pada mobilnya.
Bahkan mobil kedua guru tersebut setiap hari selalu diparkir di depan sekolah hingga menjadi perhatian banyak masyarakat yang membacanya juga siswa dan teman guru yang mengajar di sekolah tersebut.
Baca Juga: Pungli Berkedok Bazar Pendidikan, Akademisi Sesalkan Disdik Manfaatkan Momen Harjad Sampang
Munculnya aksi protes kedua guru ini berawal saat ujian sekolah. Kedua guru ini menolak adanya kebijakan kepala sekolah yang menggantikan insentif yang diberikan kepada pengawas dengan uang senilai Rp 5 ribu.
Kedua guru ini meminta insentif sebesar 25 ribu perhari. Karena pihak sekolah menolak permintaannya, akhirnya timbul permasalahan hingga berujung protes.
Saat dikonfirmasi, Joko Kutowo Kasek SMPN 4 Nganjuk mengatakan, insentif sebesar Rp 5 ribu sudah sesuai dengan aturan. ''Ini terjadi bukan hanya di sekolahnya tetapi di semua sekolah yang menyelenggarakan ujian,'' katanya.
Baca Juga: Kepala Dispendik Gresik Bantah Ada Pemotongan BOS: Soal Pokja, Saya Tidak Tahu
Dia menambahkan, apabila ada yang kurang berkenan dengan kebijakan sekolah seharusnya bisa melakukan komunikasi dengan kepala sekolah.
''Kalau kebijakan kami dianggap kurang tepat, bisa koordinasi langsung dengan kami, tidak harus melakukan hal seperti itu,'' ungkap Joko.
Risih dengan perilaku kedua guru tersebut Joko Kutowo selaku penanggung jawab sekolah berupaya melakukan komunikasi dengan kedua guru tersebut. Namun, yang bersangkautan selalu menghindar, sehingga hingga berita ini ditulis pihak sekolah belum bisa mengambil langkah penyelesaian terkait protes kedua guru tersebut.
Baca Juga: Laporan ke DPRD, Dana BOS SDN dan SMPN di Gresik Dipotong Rp 500 - 700 Ribu/Siswa/Bulan
”Kami juga sudah mencoba melayangkan surat ke dinas untuk mencari jalan keluar, supaya aksi protes ini segera dihentikan,” ujarnya.
Namun, menurutnya, guru yang mencoret mobilnya dengan kata-kata pedas itu semakin tidak bersahabat, dan selalu menghindar apabila diajak komunikasi.
”Ini tindakan yang sudah di luar batas kewajaran dan tidak mencerminkan sikap seorang pendidik,” tegasnya.
Baca Juga: Salurkan Dana BOS, Bank Jatim Gandeng Diknas Provinsi Jawa Timur
Sementara Heri Santoso mengatakan, aksi yang dilakukan semata untuk memprotes kebijakan Kasek karena dianggap terlalu arogan. Menurutnya, selama dua tahun Joko Kutowo menjabat Kepala Sekolah di SMPN 4 Nganjuk, suasana di lingkungan sekolah tidak kondusif
Selain itu, tambah Heri, pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) juga dianggap banyak yang diselewengkan dan tidak transparan. Dia menjelaskan, dana BOS Rp 1 juta setiap tahun per siswa ini, apabila guru mengajukan program oleh kasek selalu dikatakan habis. Dia semakin heran lantaran guru yang mengajukan program tersebut diminta menalangi dulu program yang diajukan.
''Sehingga banyak program yang tidak terlaksana karena harus menunggu dana BOS berikutnya turun,'' katanya.
Baca Juga: Siswa Belajar di Rumah, Dana BOS Dialihkan ke Pembelian Paket Data Internet
Heri mengaku semakin geram lantaran program sekolah gratis yang digadang pemerintah dengan bantuan BOS di masing-masing sekolah, di SMPN 4 Nganjuk hanya menjadi slogan saja. Pasalnya, kata dia, masih banyak tarikan yang dilakukan pihak sekolah yang memberatkan orang tua siswa. Sayangnya Heri tidak merinci jenis tarikannya.
''Setidaknya ada sepuluh item tarikan yang dilakukan sekolah kepada siswanya,'' jelasnya.
Dirinya juga sudah melaporkan tarikan yang dilakukan sekolah kepada siswanya ini ke Disdikporada Nganjuk tetapi belum ada tindakan serius dari dinas.
Baca Juga: MKKS Kota Batu Sambut Baik Perubahan Skema Penyaluran Dana BOS
Puncak kejengkelan kedua guru itu pun terjadi pada saat ujian sekolah. Dia mengaku merasa dilecehkan oleh ulah Kasek sehingga dia melakukan protes keras dengan mencoret-coret mobilnya dengan kata-kata pedas dan memarkirnya di depan sekolah.
Mobil pikap jadul dengan nopol AG 640 VF itu diisi protes pada empat sisi body. Pada bumper depan tertulis "KS brand WK, predator dana bos". Sedangkan pada sisi kanan tulisan dengan bahasa Jawa "clutak kemetak anggak tamak kulak 5000" dan di sisi body lain juga tertulis "standart 5000 usek matane ra melek, yaaa rai gedek". Satu kalimat lagi yaitu "KS WK BDN Grandong Virus BOS".
Kalimat tersebut sengaja ditulis untuk mengkritik kebijakan kepala sekolah. Dia mengaku sudah sebulan ini menulis dan memparkir mobilnya hingga menjadi buah bibir di sekolahnya. (dit/rvl)
Baca Juga: Dugaan Penggelembungan Siswa Fiktif Pengajuan Dana Bos di SD Situbondo akhirnya Dilaporkan Polisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News