5 Kasus Pembunuhan Berantai Paling Sadis di Dunia, Ada yang Nyamar Jadi Badut

5 Kasus Pembunuhan Berantai Paling Sadis di Dunia, Ada yang Nyamar Jadi Badut Ilustrasi badut (Pexels)

Lena Zakotnova, anak perempuan berusia 9 tahun menjadi korban kekejaman pertama yang dilakukan Chikatilo. Sebelum dibunuh, Chikatilo juga menyiksa Lena dengan cara yang sadis.

“Penjagal Rostov” sebutan Chikatilo mengaku membunuh para korban untuk memuaskan hasrat seksualnya. Ia mengatakan bahwa hanya bisa mencapai orgasme dengan menusuk wanita. Pada tahun 1994, dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak setelah melakukan 56 pembunuhan brutal.

4.

Pria kelahiran Amerika Serikat 29 Februari 1960 adalah seorang pembunuh berantai yang dijuluki “Night Stalker”. Aksinya yang meneror lingkungan perumahaan di seluruh Los Angeles menewaskan sedikitnya 14 orang.

Ricardo "Richard" Leyva Muñoz Ramirez melakukan aksi sadisnya dengan memasuki rumah-rumah korban secara paksa dan membunuh mereka secara kejam.

Akhir persidangan, ia dijatuhi hukuman mati pada 1989 dan menghabiskan sisa hari-harinya di Penjara San Quentin California.

Pada 7 Juni 2013 atau pada usia 53 tahun, tewas karena kanker kelenjar getah bening sebelum dieksekusi.

5.

Pembunuh berantai selanjutnya yang paling kejam di dunia ialah . Harold yang lahir pada 14 Januari 1946 di Nottingham, Inggris merupakan seorang dokter.

Pria yang dijuluki Dr. Death and the Anggel of Death diketahui telah terbukti membunuh 15 pasien. Bahkan dari rekam jejak yang ia perbuat, diyakini Harold terlibat 250 kasus pembunuhan.

Aksi brutalnya ini diketahui ketika ia dicurigai terlibat dalam kasus-kasus pembunuhan terhadap pasiennya. Harold yang pernah menerima gelar kedokteran dari Universitas Leeds, mengaku bahwa para korban meninggal saat keadaan tidur.

Padahal, menurut penyelidikan yang dilakukan aparat setempat, kebanyakan dari mereka justru meninggal pada siang hari.

Tak hanya itu, Shipman juga diketahui meminta sejumlah besar sertifikat kremasi. Pada tahun 2000, Harold divonis penjara seumur hidup, tanpa jaminan bebas. Diduga depresi, ia meninggal dengan cara gantung diri di selnya pada 2004.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO