GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sejumlah wali murid yang menyekolahkan anaknya di MAN (Madrasyah Aliyah Negeri) 1 Gresik, yang berlokasi di Bungah Kecamatan Bungah, protes. Mereka memerotes sejumlah pungutan kepada wali murid yang kerap dilakukan oleh pihak sekolah dengan dalih sudah menjadi kesepakatan KS (komite sekolah) bersama wali murid.
"Kami tidak bisa berbuat banyak pak atas pungutan-pungutan yang gencar dilakukan pihak MAN 1 Gresik. Kami kalau protes takut anak kami diintimidasi," kata salah satu wali murid MAN 1 Gresik, Jumat (19/6).
Baca Juga: Soal Dugaan Pungli untuk Wisuda, Puluhan Wali Murid SDN Benangkah I Support Sekolah
Menurut wali murid tersebut, pungutan kepada wali murid yang jumlahnya mencapai jutaan rupiah terjadi setiap tahun. Terlebih, pada pada saat PPDP (penerimaan peserta didik baru) dan jelang kelulusan anak sekolah. Bahkan, untuk memberangkatkan guru beserta keluarganya untuk berlibur (tour), pihak sekolah menarik pungutan kepada orang tua murid. "Lagi-lagi tarikan itu dengan dalih usulan komite sekolah atas persetujuan wali murid," jelasnya.
Dia mengatakan, pungutan yang terjadi hampir setiap tahun itu bentuknya bermacam-macam. Sebagai contoh, pada tahun 2014, wali murid dari 300 siswa kelas III, dipungut masing-masing Rp 2,5 juta. Uang tarikan itu dalihnya untuk membiayai berbagai keperluan sekolah dan guru.
Keperluan itu di antaranya, untuk tour ke Bali. Tour itu diikuti oleh guru, kepala sekolah dan keluarga. Juga ikut pihak komite sekolah. "Para guru tersebut juga mendapatkan uang saku," ungkapnya.
Ditambahkan wali murid tersebut, pihak MAN 1 Gresik kerap melakukan pungutan dengan meminjam tangan komite sekolah. Selain itu, tarikan yang dilakukan juga dengan jumlah besar, seperti pungutan Rp 2,5 juta. Bagi orang tua yang tidak mampu, merka diminta membayar pungutan itu dengan cara diangsur (dicicil). "Ya banyak pak yang nyicil, wali murid yang tidak mampu," pungkasnya.
Sementara Kepsek (kepala sekolah) MAN 1 Gresik, Abdul Jalil membantah, kalau pihaknya melalui perantara komite sekolah kerap lakukan pungutan kepada orang tua murid untuk biaya tour guru beserta keluarganya dan komite sekolah, baik yang ke Bali maupan ke Malang. "Tidak betul tuduhan itu," kata Abdul Jalil, Jumat (19/6).
Hanya, dia mengakui, pada tahun 2014, ada tarikan sekitar Rp 2,5 juta kepada sekitar 300 siswa kelas III yang akan lulus. Namun, pungutan itu bukan untuk biaya tour guru, kepala sekolah beserta keluarga dan komite sekolah. "Tarikan itu murni untuk biaya tour para siswa," tuturnya.
Ditegaskan Abdul Jalil, pihak MAN 1 Gresik tidak pernah membuat kebijakan lakukan pungutan kepada orang tua siswa untuk membiayai tour guru, kepala sekolah beserta keluarga dan komite sekolah.
"Kalau ada guru, kepala sekolah dan komite sekolah lakukan tour, biayanya diambilkan dari uang koperasi sekolah, seperti tour ke Malang Minggu (14/6) lalu," aku Abdul Jalil yang mengaku ikut tour ke Malang.
Abdul Jalil menambahkan, segala bentuk tarikan kepada siswa atau wali murid, semuanya untuk kepentingan sekolah dan siswa, seperti untuk membeli peralatan laboratorium, beli komputer dan membangun pagar sekolah. "Pokoknya, kami tidak pernah lakukan pungutan ke siswa untuk kepentingan guru," pungkasnya. (hud/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News