KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Diduga depresi lantaran tidak punya biaya untuk mengoperasi tangannya, Sukarno (60) tukang pencari ampas tahu warga Desa Purwodadi, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Rabu (22/7) pagi sekitar pukul 05.45 WIB nekad mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api Malaba jurusan Bandung Malang.
Kejadian tersebut mengundang perhatian warga setempat. Warga bergotong royong untuk mencari bagian tubuh korban yang terpotong.
Baca Juga: Anggota Satlantas Polres Kediri Kota Gagalkan Upaya Bunuh Diri di Jembatan Semampir
Kapolsek Purwoasri AKP Supriyanto menuturkan, sebelum nekad melakukan bunuh diri, satu minggu sebelumnya korban sempat curhat kepada teman dan tetangganya untuk biaya operasi tangannya yang satu bulan yang lalu mengalami kecelakaan. "Dari keterangan saksi, korban tidak mau cerita dengan keluarganya kalau mau operasi tangannya yang dipasang pen," tutur Kapolsek Purwoasri.
AKP Supriyanto juga menjelaskan jika keluarga tidak ada yang curiga saat korban hendak bunuh diri. Pasalnya, saat istrinya sholat subuh ke mushola, korban pergi tanpa pamit dan berjalan menuju ke lokasi kejadian yang hampir 400 meter dari jarak rumahnya. "Dugaan kami, korban sudah merencanakan sendiri," terangnya.
Korban yang memiliki 3 anak ini, nekad mengakhiri hidupnya dengan tidur terlentang di tengah rel kereta api dengan kepala di barat dan kaki di sebelah timur. Setiba KA Malaba jurusan Bandung Malang, korban dilindas hingga bagian tubuh yakni batok kepala dan kaki sebelah kiri terpotong. "Tubuh korban sempat terpisah ke sawah dengan jarak 3 meter. Dan akhirnya potongan tubuh tersebut sudah ditemukan " jelas AKP Supriyanto. (kdr1/rif/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News