Tips Konsumsi Gula untuk Anak yang Perlu Diperhatikan

Tips Konsumsi Gula untuk Anak yang Perlu Diperhatikan Tips Konsumsi Gula untuk Anak yang Perlu Diperhatikan. Foto: Ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gula bersifat adiktif yang artinya dapat menyebabkan kecanduan, khususnya pada anak.

Saat anak mengonsumsi gula, otak akan melepaskan zat kimia dopamine yang meningkatkan sensasi kesenangan dan penghargaan diri. Respon tersebut memperkuat kainginan mengonsumsi gula lebih banyak lagi.

Ahli gizi Dr dr. Tan Shot Yen, M.Hum membagikan beberapa tips bagi para orang tua mengenai konsumsi gula yang aman untuk anak.

Dokter Tan menjelaskan langkah pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak bisa mengenal rasa manis dari gula ialah dengan membiasakan konsumsi pangan dari sumbernya secara langsung, seperti beras, jagung, umbi-umbian, sagu, sayur-sayuran dan buah.

Orang tua disarankan tidak menambah gula tambahan yang telah diolah atau gula rafinasi seperti gula pasir atau pemanis buatan.

Selain itu, langkah lain yang dapat dilakukan orang tua untuk membatasi kadar gula anak ialah memahami label pangan dalam pangan yang dikemas. Tentunya hindarilah pangan kemasan yang menyebutkan mengandung gula tinggi.

Dokter Tan mengingatkan dalam mengecek label pangan orang tua harus mengenali istilah dari gula-gula yang tersembunyi dalam komposisi yang tertulis.

Gula tersembunyi pada label kemasan biasanya berakhiran "-ol" seperti sorbitol, xylitol, dan manitol.

Selain itu, biasanya kandungan gula tambahan pada pangan kemasan juga muncul dengan embel-embel perisa atau sirup yang tentunya produk itu buatan pabrik contohnya seperti sirup jagung.

Cara untuk menghadapi anak yang telah kecanduan gula tambahan seperti sirup dan kental manis, mulailah mengganti produk tersebut dengan sumber pangan yang memiliki gula alami.

Orang tua juga dapat mengajak anaknya langsung membuat camilan dari nol dan tidak lagi membiasakan anak mengonsumsi camilan kemasan yang tentunya mengandung banyak gula.

Dokter Tan juga berpesan dibutuhkan komitmen yang kuat dari orang tua dan lingkungan untuk melakukan hal serupa sebagai contoh bagi sang buah hati.

(ans)

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO